Menebak Kepentingan Jokowi Cari Suksesor di 2024, untuk Gibran-Bobby?

Menebak Kepentingan Jokowi Cari Suksesor di 2024, untuk Gibran-Bobby?

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Rabu, 03 Agu 2022 23:59 WIB
Presiden Jokowi (Tangkapan layar YouTube Setpres)
Foto: Presiden Jokowi (Tangkapan layar YouTube Setpres)
Jakarta -

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno berbicara terkait kedekatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) hingga Prabowo Subianto. Adi menilai Jokowi ingin dekat dengan presiden terpilih dan mencari suksesor di 2024 nanti.

Awalnya, Adi berbicara terkait 'kebintangan' pejabat publik hilang ketika sudah purnatugas. Dia mencontohkan dengan Presiden ke-5 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga mantan Ketua MK Mahfud Md.

"Ada kecenderungan kalau seorang pejabat publik sudah tidak lagi menjadi pemimpin, tidak lagi menjadi gubernur, tidak jadi presiden dan tidak menjadi pejabat publik lainnya kebintangannya itu akan hilang," kata Adi dalam diskusi Adu Perspektif kolaborasi detikcom dan Total Politik bertema 'Dilema Jokowi, Antara Politik Relawan dan Politik Partai' yang tayang di detikcom, Rabu (3/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya ingat persis dulu ketika SBY tidak lagi menjadi presiden sekaligus misalnya ketua umum tapi nyaris fatwa dan petuah-petuah politiknya tidak didengarkan. Dulu ada Mahfud Md ketika menjadi Ketua MK, setelah tidak menjadi Ketua MK kemudian tidak lagi dikaitkan dengan Pilpres, dulu ketika jadi Ketua MK siapa tidak bicara Mahfud sebagai sosok yang dinilai punya potensi untuk bicara itu," kata dia.

Kecemasan itu, menurut Adi, ada pada diri Jokowi. Sehingga, menurutnya, Jokowi mencoba untuk menyiapkan suksesornya di 2024 nanti setelah selesai menjabat sebagai Presiden RI.

ADVERTISEMENT

"Nah kekhawatiran dan kecemasan sepertinya juga ada pada diri Presiden Jokowi saat ini, sehingga begitu banyak instrumen dan variabel-variabel politik yang kemudian bisa dimainkan, ada KIB, kemudian ada Projo, mungkin juga kedekatan belakangan dengan Prabowo Subianto. Ini kemudian menjadi ramai karena ada variabel presiden yang sepertinya yang punya intensi soal siapa yang akan menjadi presiden di 2024 nantinya, tentu sebagai suksesor Jokowi," jelasnya.

Selengkapnya pada halaman berikut.

Menurut Adi, Jokowi bukan hanya ingin melanjutkan soal Ibu Kota Negara Nusanta (IKN). Akan tetapi, Adi menilai Jokowi menginginkan siapapun nanti presiden terpilih, bisa diajak bicara terlebih soal anak dan menantunya yakni Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution yang baru saja masuk ke kancah politik Indonesia.

"Bagi saya bukan hanya soal ingin melanjutkan soal legacy politik yang sudah dilakukan oleh Jokowi, tidak melulu soal IKN yang diamankan, tapi bagi Jokowi siapapun presidennya nanti 2024, adalah orang yang bisa diajak banyak bicara apalagi pada saat bersamaan kita tahu anak dan mantu presiden baru terjun di dunia politik, ini nggak gampang," katanya.

Adi menilai Jokowi menyiapkan peta yang bukan hanya berpengaruh pada 2024, akan tetapi memastikan anak dan mantunya bisa mulus di dunia politik.

"Artinya ada roadmap dan jalan panjang yang sebenarnya juga dipersiapkan oleh Jokowi bukan hanya sebagai presiden yang punya pengaruh setelah 2024, tapi juga ingin memastikan bahwa para keluarganya yang saat ini terjun dalam politik juga aman, dalam tanda kutip punya 'altar merah' di situ," tutur dia.

(lir/jbr)



Hide Ads