Kisah Gibran Bocah yang Hilang 6 Hari di Gunung Guntur

Diceritakan oleh Gibran, ketika teman-temannya hendak berangkat ke puncak, ia enggan untuk ikut. Namun, ketika teman-temannya kembali ke tenda, Gibran sudah menghilang.
Ketika Gibran terbangun, ajaibnya Gibran sudah berpindah tempat. Sudah tidak berada di pos 3, tempat tendanya didirikan. Tidak merasa takut, Gibran mengakui bahwa ada 'penjaga' di tubuhnya.
Gibran mengalami beberapa hal mistis. Yaitu bertemu dengan seorang nenek-nenek berjubah putih yang memberikan Gibran makanan, dan seorang bapak-bapak yang memberikan Gibran pedang. Namun, Gibran enggan menerima pemberian tersebut.
Gibran menghilang selama 6 hari. Namun anehnya, Gibran merasa hanya pergi beberapa jam saja. Hal tersebut diakui Ade Leji (55) selaku kuncen Gunung Guntur Garut, karena pernah mengalami hal serupa.
Ade Leji adalah orang pertama yang menemukan keberadaan Gibran. Awalnya, ia mendapat laporan bahwa ada pendaki yang hilang. Berhari-hari Ade coba mencari tahu keberadaan Gibran, namun hasilnya nihil.
Ade mendapat petunjuk bahwa Gibran berada di sekitar sungai. Ade pun akhirnya melewati jalan yang cukup terjal dan berbatu agar sampai ke Curug Cikoneng karena memang ia harus melaksanakannya seorang diri.
Jauh sebelum Ade menemukan Gibran, ternyata anggota satuan Samapta Polres Garut, Tim SAR, dan relawan juga sudah mencari Gibran di lokasi yang sama ketika Gibran ditemukan. Namun, tidak menemukan hasil.
Sang ayah, Alam Surahman (44) menceritakan perubahan emosional yang terjadi pada anaknya, Gibran. Ketika sesampainya Gibran di rumah, Gibran terlihat lebih 'berani' ketika berhadapan dengan orang tua.
Dari sisi medis, tentu yang dikhawatirkan adalah kesehatan Gibran, di mana dalam 6 hari tidak ada asupan nutrisi yang masuk ke tubuh. Beruntung, Gibran mengetahui cara bertahan hidup di alam liar meskipun tidak ada makanan.
Diakui oleh dr. Nurhayati bahwa dampak yang terjadi dalam tubuh ketika tidak ada asupan nutrisi, akan terlihat linglung dan tidak konsentrasi untuk melakukan aktivitas.
Diceritakan oleh Gibran, ketika teman-temannya hendak berangkat ke puncak, ia enggan untuk ikut. Namun, ketika teman-temannya kembali ke tenda, Gibran sudah menghilang.
Ketika Gibran terbangun, ajaibnya Gibran sudah berpindah tempat. Sudah tidak berada di pos 3, tempat tendanya didirikan. Tidak merasa takut, Gibran mengakui bahwa ada penjaga di tubuhnya.
Gibran mengalami beberapa hal mistis. Yaitu bertemu dengan seorang nenek-nenek berjubah putih yang memberikan Gibran makanan, dan seorang bapak-bapak yang memberikan Gibran pedang. Namun, Gibran enggan menerima pemberian tersebut.
Gibran menghilang selama 6 hari. Namun anehnya, Gibran merasa hanya pergi beberapa jam saja. Hal tersebut diakui Ade Leji (55) selaku kuncen Gunung Guntur Garut, karena pernah mengalami hal serupa.
Ade Leji adalah orang pertama yang menemukan keberadaan Gibran. Awalnya, ia mendapat laporan bahwa ada pendaki yang hilang. Berhari-hari Ade coba mencari tahu keberadaan Gibran, namun hasilnya nihil.
Ade mendapat petunjuk bahwa Gibran berada di sekitar sungai. Ade pun akhirnya melewati jalan yang cukup terjal dan berbatu agar sampai ke Curug Cikoneng karena memang ia harus melaksanakannya seorang diri.
Jauh sebelum Ade menemukan Gibran, ternyata anggota satuan Samapta Polres Garut, Tim SAR, dan relawan juga sudah mencari Gibran di lokasi yang sama ketika Gibran ditemukan. Namun, tidak menemukan hasil.
Sang ayah, Alam Surahman (44) menceritakan perubahan emosional yang terjadi pada anaknya, Gibran. Ketika sesampainya Gibran di rumah, Gibran terlihat lebih berani ketika berhadapan dengan orang tua.
Dari sisi medis, tentu yang dikhawatirkan adalah kesehatan Gibran, di mana dalam 6 hari tidak ada asupan nutrisi yang masuk ke tubuh. Beruntung, Gibran mengetahui cara bertahan hidup di alam liar meskipun tidak ada makanan.
Diakui oleh dr. Nurhayati bahwa dampak yang terjadi dalam tubuh ketika tidak ada asupan nutrisi, akan terlihat linglung dan tidak konsentrasi untuk melakukan aktivitas.