"Di mana-mana yang namanya sembako, diberi, diterima, dicoblos. Kalau di Jakarta berbeda, ditolak. Mereka (warga) bilang, 'Jangan anggap harga diri saya bisa dibeli dengan sembako,'" ujarnya saat memberi sambutan kepada santri Pondok Pesantren Al-Itqon, Jl Haji Selong RT 05/03 Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (24/4/2017).
Menurutnya, hal ini cukup mengejutkan tak hanya bagi warga Jakarta, namun lebih luas. Ada ketegasan demokrasi yang tersirat dari respons masyarakat tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tidak terduga itu terutama karena pos-pos yang menjadi basis dukungan pasangan lawan justru berbalik dimenangi oleh kubunya, seperti Jakarta Utara dan Jakarta Barat.
"Apa yang terjadi di hari Rabu kemarin itu kita pun tidak menduga. Kita juga tidak membayangkan. Jakarta Utara kita doakan saja, mudah-mudahan dapat (menang suara). Jakarta Barat kita deg-degan. Ternyata berbalik semua," katanya takjub.
Ia pun membandingkan kemenangan dirinya bersama Sandiaga dengan Pilgub DKI 2012. Diketahui pada Pilgub 2012 lalu dimenangi oleh pasangan Jokowi-Ahok. Anies mengatakan ada raupan suara yang lebih signifikan bagi dirinya dan Sandiaga.
"Kemenangan lima tahun lalu diperoleh Jokowi 2,4 juta (suara). Yang kemarin pilih nomor 3 hasilnya 3,3 juta (suara)," ucapnya. (nif/nkn)