Ibu Kota Bermigrasi, Anies Yakin Tak Kurangi Polusi

Round-Up

Ibu Kota Bermigrasi, Anies Yakin Tak Kurangi Polusi

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 27 Agu 2019 20:30 WIB
Foto ilustrasi: Presiden Jokowi (kanan) dan Gubernur Anies Baswedan (kiri) sedang berbincang. (Danu Damarjati/detikcom)
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan Indonesia pindah ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Polusi jadi salah satu alasan Jokowi. Gubernur Jakarta Anies Baswedan tak yakin udara Jakarta akan membaik gara-gara kebijakan itu.

Polusi Jakarta memang menjadi sorotan selama musim kemarau ini. Data dari AirVisual berulang kali menempatkan Jakarta di jajaran atas peringkat kota berpolusi di dunia.

Anies juga melakukan langkah agar polusi berkurang lewat perluasan sistem pembatasan lalu lintas berdasarkan nomor polisi, yakni sistem ganjil-genap. Asap kendaraan bermotor dinilai berkontribusi besar terhadap buruknya kualitas udara sehingga perlu diadakan pembatasan semacam itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Di tengah kemarau ini pula, Jokowi mengumumkan keputusan penting dari Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/8) kemarin. Ibu kota akan pindah pada 2024, dari Jakarta ke Kalimantan Timur, atau lebih tepatnya kawasan Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Dia menyebut polusi sebagai salah satu pertimbangan pemindahan ibu kota.

"Kenapa urgen sekarang? Kita tidak bisa terus-menerus beban Jakarta dan Pulau Jawa semakin berat dalam hal kependudukan, kemacetan parah, polusi, dan air yang semakin buruk. Ini bukan salah Pemprov Jakarta, tapi beban yang diberikan ke Jakarta," tutur Jokowi.

Anies kemudian menanggapi. Menurutnya, pencemaran udara di Jakarta tak akan berkurang meskipun ibu kota negara pindah ke kawasan Kalimantan Timur.

"Saya yakin tidak kalau dari sisi jumlah karena kontribusi kemacetan terbesar itu kegiatan transportasi rumah tangga. Yang kedua adalah kegiatan transportasi keluarga. Maaf. Bisnis tetap di Jakarta, keluarga tetap di Jakarta," kata Anies saat ditanya apakah pemindahan ibu kota membuat polusi di Jakarta berkurang di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (27/8/2018).



Menurut Anies, aktivitas pemerintah pusat hanya menyumbang sebagian kecil kemacetan pencemar udara. "Pemerintah itu kontribusi kemacetannya itu sangat kecil sekali. Jadi kalau dilihat dari sisi itu (polusi di Jakarta) tetap. Kami harus memperbaiki transportasi umum supaya rumah tangga dan dunia usaha gunakan transportasi umum," ujar Anies.



Dia justru berharap area di gedung-gedung perkantoran yang ditinggalkan bisa menjadi ruang terbuka hijau. "Mudah-mudahan dengan adanya perpindahan itu lebih banyak ruang terbuka hijau, itu bekas-bekas kantor mudah-mudahan menjadi taman di tempat-tempat yang strategis, kan bagus taman-taman tempat strategis," ucap Anies.

Anies menegaskan pemerintah pusat akan tetap mendukung pembangunan di Jakarta. Pembangunan infrastruktur sudah dirancang hingga 2030, anggarannya Rp 571 triliun. Beberapa proyek transportasi masih akan tetap dikerjakan serta beberapa proyek lainnya.





Tonton Video Ibu Kota Pindah, Pembangunan di Jakarta Tetap Berjalan:

[Gambas:Video 20detik]

Halaman 2 dari 2
(dnu/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads