"Pertama, Pancasila sebagai pedoman kehidupan, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kedua, Pancasila sebagai pedoman perencanaan pembangunan di segala bidang kehidupan. Baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, maupun bidang lingkungan hidup dalam politik legislasi, politik anggaran, hingga politik pengawasan," ujar Hasto dalam keterangannya, Senin (12/8/2019).
"Ketiga, Pancasila yang hidup dan menghidupi rakyat dalam lima bidang prioritas yakni bidang sandang pangan papan, pendidikan, tenaga kerja dan jaminan sosial, infrastuktur dan lingkungan hidup, agama, kepercayaan, mental spiritual dan kebudayaan," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masyarakat adil dan makmur, bebas dari penjajahan, termasuk di ranah ekonomi, merupakan wujud dari nilai kemanusiaan. Demikian halnya hidup rukun, toleran, kedisiplinan, kesetaraan warga negara, merupakan cermin dari penghormatan nilai kemanusiaan," tuturnya.
Maka dari itu, kata Hasto, PDI Perjuangan menempatkan kebudayaan sebagai esensi pokok nasionalisme yang berkepribadian Indonesia. Masyarakat harus berbangga dengan warisan kebudayaan nusantara yang begitu berwarna, indah, penuh daya cipta, rasa, dan karsa.
"Lihatlah dari aspek yang sederhana, keanekaragaman makanan nusantara dengan bumbu-bumbuan yang beraneka cita rasa, terlengkap di dunia. Ini adalah capaian kebudayaan yang seharusnya diangkat dan menjadi wajah politik Indonesia. Maka esensi pokok Kongres V PDI Perjuangan adalah Pancasila dalam seluruh ruang ekspresi kebudayaan Indonesia," pungkasnya.











































