Wanita berusia 40 tahun ini merupakan salah satu korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Diakui Juminiati, harta bendanya ludes saat bencana alam itu terjadi. Hal ini kemudian mendorongnya untuk kembali ke Ponorogo.
"Waktu itu kami menunggu jemputan pesawat Hercules untuk bisa balik ke Ponorogo. Berbekal sedikit uang kami sampai di bumi reog kembali," tutur Juminiati saat ditemui detikcom, Rabu (7/11/2018).
Diceritakan Juminiati, saat bencana terjadi, ia dan keluarganya tengah berada di rumah. Beruntung, Juminiati beserta suami dan kedua anaknya dapat menyelamatkan diri.
"Kami mencari tempat tinggi, asal bisa selamat," kisahnya.
Sempat terlunta-lunta di Palu, Juminiati akhirnya memutuskan kembali ke kampung halamannya di Desa Baosan Lor, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo. Ia berupaya membuka lembaran baru.
![]() |
Bersama suaminya Suprapto (41), Juminiati membuka usaha berjualan sayur dan kebutuhan sehari-hari dengan mengontrak kios berukuran 4x6 meter di Jalan Sukowati, Kelurahan Keniten, Ponorogo.
Biaya untuk membuka toko ini datang dari bantuan banyak pihak. Salah satunya dari Pemkab Ponorogo yang memberikan santunan sebesar Rp 5 juta.
"Baru Jumat (2/11) lalu saya buka toko ini. Daripada di rumah menganggur, mending buka usaha lagi supaya rejeki tetap ada," ungkap Juminiati.
Ia sengaja memilih berjualan sayur, telur, cabai dan berbagai bumbu dapur lainnya karena ia juga membuka toko kelontong sewaktu masih tinggal di Palu.
"Di Palu usaha buka toko kelontong sudah 14 tahun. Semoga disini rezekinya sama seperti di Palu," harapnya.
Ia pun berharap bisa bertemu kembali dengan Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni untuk mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan kepadanya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini