Kini Indah sudah berada di rumah neneknya yang merupakan orang tua dari sang ayah di RT 9/RW 15, Desa Pangadegan, Kecamatan Pangadegan, Purbalingga. Indah pun terus mendapatkan pendamping dari Dinas Sosial Kabupaten Purbalingga dan Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Purbalingga.
"Sampai hari ini perkembangannya sangat terlihat berbeda, dari penuturan pihak keluarga terasa perbedaanya. Saat ini sudah lebih senang, ekspresinya lebih bahagia, kemudian ada perbedaan psikisnya juga. Jadi dia sekarang lebih terbuka menjawab pertanyaan," kata Nur Syah Fajar Cantika, Pekerja Sosial dari Dinas Sosial Purbalingga kepada wartawan, Kamis (30/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahkan gurunya yang setiap hari mengamati kaget kok Indah bisa ketawa sampai riang banget. Jadi memang sejak hari Senin sudah diawasi terus dari Polres juga," jelasnya.
Dia mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pendampingan hinga Indah bisa beraktivitas seperti biasa. Karena memang saat ini Indah sudah pindah sekolah, sehingga harus mulai bersosialisasi dengan teman-temannya.
"Saat ini memulihkan kondisinya dan membuat Indah mau terbuka dengan keluarga dulu," ujarnya.
Meskipun demikian, dia mengatakan jika trauma yang didapatkan sangat luar biasa. Apalagi jika dilihat dari cara bicara dan saat disinggung masalah kekerasan fisik, dia lebih banyak diam dan tidak mau menjawab.
"Kalau trauma efeknya panjang, secara fisik dia sudah sering mendapatkan perilaku seperti itu pasti efeknya panjang. Cuma kalau lingkungan dia mendukung untuk dia bisa bangkit dan tidak ada yang mengingatkan, pasti dia bisa melupakan," tuturnya.
Dari pantauan detikcom, banyak masyarakat yang berempati dengan apa yang dialami Indah. Sehingga selain para pendamping yang terus melakukan pendampingan terhadap Indah, banyak pula masyarakat yang datang untuk memberikan dukungan. (arb/bgs)











































