Di setiap sudut ibu kota Provinsi Aceh, tersedia warung kopi dari yang biasa sampai yang tergolong VIP. Setiap hari atau malam, warung-warung kopi ini selalu ramai dikunjungi mahasiswa ataupun berbagai kalangan. Khusus mahasiswa, biasanya tempat ini dijadikan lokasi untuk mengerjakan tugas kuliah atau kongko.
Harga minuman di warung-warung kopi juga bervariasi. Untuk kopi, misalnya, segelas dibanderol Rp 5.000. Namun mahasiswa yang menginginkan paket hemat boleh memesan setengah alias pancung. Harganya pun sekitar Rp 3.000. Minuman lain rata-rata di bawah Rp 10 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biaya makan dan nongkrong di warkop Rp 30-60 ribu. Jumlah ini bisa lebih sedikit jika nongkrong di warkop saya kurangi. Sebaliknya, bisa lebih banyak jika nongkrong di warkop sering saya lakukan. Setiap hari saya nongkrong di warkop untuk ngopi antara 3-4 kali," kata Muhammad Fadhil, mahasiswa UIN Arraniry Banda Aceh, kepada detikcom, Senin (9/7/2018).
Rahmatunnisa, mahasiswa Universitas Syiah Kuala, mengaku mengurangi nongkrong di warung kopi untuk menghemat uang jajan. Ia paling ke warung kopi untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah bersama teman sekampus.
"Di warung kopi ada Wi-Fi. Kadang bikin tugas perlu jaringan internet. Kalau harus ke warnet mahal biayanya," kata Nisa.
Menurutnya, bagi mahasiswa baru, salah satu cara agar dapat menghemat adalah mengurangi duduk di warung kopi. "Jika tidak sering ke warkop, paling sehari cuma habis uang Rp 30-40 ribu," ungkapnya. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini