.webp)
Pria yang kerap disapa Kang Emil ini menjelaskan dirinya tak pernah menggelar konvensi untuk menentukan bakal calon wakil gubernurnya. Yang ada, menurut Emil, dirinya hanya meminta masukan dari tokoh-tokoh demi mencari jalan terbaik untuk partai pengusungnya, selain--dulu--Golkar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama, istilahnya bukan konvensi ya, temu tokohlah. Kan Golkar itu berapa kursinya, 17. Kalau saya lakukan langsung wakilnya dari Golkar, terus partai yang lain kan nggak sepakat. NasDem tidak sepakat, PKB tidak sepakat, PPP tidak sepakat," kata Emil saat diwawancarai detikcom di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (21/12/2017).
Jika dia langsung menyetujui bakal cawagub yang diusulkan Golkar saat itu, yaitu Daniel Muttaqien, Emil mengatakan dirinya sama saja mengabaikan koalisi. Selain saat itu masih diusung Golkar, Emil juga mendapat dukungan dari PPP, PKB, dan NasDem.
"Saya tidak bisa di waktu yang dikehendaki untuk langsung mengumumkan secara resmi karena koalisinya kan kurang kan, kecuali PDIP yang bisa langsung karena kursinya 20. Nah, dalam proses inilah sedang terjadi intensitas mencari kesetimbangan komunikasi," ungkapnya.
Emil mengaku kecewa ditinggal cerai Golkar begitu saja. Padahal, Emil menyebut dirinya sedang berikhtiar menentukan sosok bacawagub yang pada akhrnya tidak akan merusak keharmonisan partai koalisi pengusungnya.
"Saya memang agak... kecewanya sambil proses ini tetap berlangsung, terjadi proses yang namanya pencabutan karena dinamika di Golkar-nya ya yang sedang ada perubahan," ungkap Emil.
Sebelumnya, Golkar menyebut Emil tak pernah memberikan respons terhadap partai terkait Pilgub Jabar. Golkar juga mendapat kabar, Emil menentukan wakilnya melalui konvensi.
"Kami sudah, DPD I Jabar telah menyampaikan surat resmi tapi tidak ada respons sama sekali bahkan laporan DPD I bahwa RK menentukan wakilnya melalui Konvensi, ini di luar kesepakatan karena beliau sendiri minta berpasangan dengan Daniel (kader Golkar Daniel Muttaqien)," jelas Ketua Desk Pilkada Golkar Nurdin Halid di sela Munaslub Golkar di JCC Senayan, Senin (18/12). (gbr/dkp)
