Den Haag - Media Inggris kompak tidak mau latah memuat ulang karikatur Nabi Muhammad. Mereka menilai itu karikatur rendahan yang memang melecehkan.Media Inggris tidak hanya kampiun dalam soal kebebasan berpendapat tetapi juga satire tidak pandang bulu seperti Spiiting Image. Namun tidak satupun dari mereka yang mempublikasikan kartun kontroversial made in Denmark, yang melecehkan Nabi Muhammad.Tidak sebelum muncul reaksi dari dunia Islam, tidak juga sesudahnya. Mereka juga kompak menunjukkan penolakan tentang sikap media Eropa daratan lainnya, yang latah ikut-ikutan memuat ulang kartun karikatur dari koran Jyllands-Posten.Koran Inggris bernyawa liberal, The Guardian, menyatakan percaya pada kebebasan mengemukakan pendapat, tetapi tidak untuk menyakiti publik secara sia-sia. "Memuat ulang gambar-gambar (karikatur) itu adalah provokasi tak berguna," demikian The Guardian. Kolumnis terkemuka Inggris, Simon Jenkins, menulis di The Sunday Times bahwa karikatur (berselera rendah) semacam itu justru mengancam kebebasan berpendapat. "Bukannya mempertahankan seperti diklaim pendukungnya," tulis Jenkins seperti dikutip Volkskrant (6/2/2006).Sementara mantan komisaris dinas rahasia Scotland Yard, Lord Stephens, menyebut dalam kolomnya pada News of the World bahwa kartun rendahan itu memang sebuah penghinaan kepada Islam. News of the World sendiri, yang dikenal berani menyebarkan wartawan undercover untuk menguliti kaum pedofil dan selebrita, menjabarkan langkah media Eropa sebagai tak punya malu.Menlu Jack Straw akhir pekan kemarin memuji sikap media negaranya yang menahan diri dan tidak latah itu.
(Eddi Santosa/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini