Geram Diancam AS, Presiden Venezuela Ogah Damai Kalau Jadi Budak

Geram Diancam AS, Presiden Venezuela Ogah Damai Kalau Jadi Budak

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 02 Des 2025 09:50 WIB
Venezuela’s President Nicolas Maduro. (Reuters)
Presiden Venezuela Nicolas Maduro (dok. Reuters)
Caracas -

Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengecam ancaman militer Amerika Serikat (AS) dengan menegaskan negaranya tidak ingin berdamai kalau harus menjadi budak. Maduro menyebut pengerahan militer Washington secara besar-besaran telah "menguji" Caracas selama 22 pekan terakhir.

Presiden AS Donald Trump semakin meningkatkan tekanan terhadap Maduro dengan pengerahan angkatan laut secara besar-besaran di kawasan Karibia, pengeboman kapal-kapal yang diduga mengangkut narkoba dari Venezuela, dan merilis peringatan keras untuk menghindari wilayah udara Venezuela.

Saat berpidato di hadapan pendukungnya di Caracas, seperti dilansir AFP dan TRT World, Selasa (2/12/2025), Maduro mengatakan Venezuela menginginkan perdamaian "dengan kedaulatan, kesetaraan, dan kebebasan". Dia menegaskan penolakan terhadap apa yang disebutnya sebagai "perdamaian budak".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita menginginkan perdamaian, tetapi perdamaian dengan kedaulatan, kesetaraan, dan kebebasan! Kita tidak menginginkan perdamaian budak, atau perdamaian koloni!" tegas Maduro, yang menuduh AS berupaya menggulingkan dirinya dari kekuasaan.

ADVERTISEMENT

"Rakyat Venezuela telah menunjukkan cinta mereka kepada tanah air," sebutnya.

Dikatakan oleh Maduro bahwa Venezuela telah mengalami "22 minggu agresi yang dapat digambarkan sebagai terorisme psikologis". Dia mengklaim bahwa pengerahan angkatan laut AS dimaksudkan untuk menggoyahkan pemerintahannya.

Pernyataan itu disampaikan saat Trump dilaporkan menggelar pertemuan dengan sejumlah pejabat tinggi keamanan nasionalnya untuk membahas Venezuela. Trump, pada Minggu (30/11), mengakui dirinya telah berbicara via telepon dengan Maduro, namun menolak untuk mengungkapkan pembahasan keduanya.

Maduro sendiri belum mengomentari percakapan telepon itu. Namun sebelumnya dia menyatakan siap untuk melakukan pertemuan langsung dengan Trump.

AS telah melancarkan setidaknya 21 serangan terhadap kapal-kapal yang diduga mengangkut narkoba di Laut Karibia dan perairan Pasifik Timur sejak September lalu, yang dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 83 orang.

Trump juga mengancam akan memperluas operasi militer AS ke daratan, memperingatkan bahwa wilayah udara Venezuela "harus dianggap ditutup", dan menetapkan Kartel de los Soles -- yang menurut Washington dipimpin oleh Maduro -- sebagai organisasi teroris asing. Maduro membantah terlibat dalam aktivitas kriminal.

Maduro saat berbicara di luar istana kepresidenan di Caracas pada Senin (1/12), dengan didampingi para pejabat seniornya, menegaskan dirinya akan memberikan "kesetiaan mutlak" kepada rakyat Venezuela di tengah meningkatnya ketegangan dengan AS. Dia menyatakan akan mempertahankan kedaulatan Venezuela.

"Saya bersumpah kepada Anda, kesetiaan mutlak hingga akhir hayat, ketika kita bisa menjalani sejarah yang indah dan heroik ini. Yakinlah bahwa saya tidak akan pernah mengecewakan Anda, tidak akan pernah, tidak akan pernah, tidak akan pernah," ucapnya.

Simak juga Video: Venezuela Tuding AS Berniat Merebut Cadangan Minyak Negara

Halaman 2 dari 2
(nvc/whn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads