Pengadilan distrik Tel Aviv menyetujui permintaan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu untuk menunda persidangan kasus korupsi yang dijadwalkan pada Selasa (2/12) waktu setempat. Penundaan sidang ini terjadi beberapa hari setelah Netanyahu meminta pengampunan kepada Presiden Isaac Herzog.
Netanyahu, seperti dilaporkan televisi lokal Israel KAN dan dilansir Anadolu Agency, Selasa (2/12/2025), mengajukan permintaan pembatalan kehadiran dalam persidangan pada Selasa (2/12) waktu setempat, dengan alasan "komitmen keamanan" yang tidak dijelaskan lebih lanjut.
Disebutkan bahwa jaksa penuntut tidak keberatan dengan penundaan sidang tersebut. Pengadilan pun mengabulkan permintaan Netanyahu dan membatalkan sidang untuk Selasa (2/12) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penundaan ini terjadi setelah sehari sebelumnya, atau pada Senin (1/12), Netanyahu untuk pertama kalinya hadir dalam persidangan kasusnya sejak mengajukan permohonan kepada Herzog agar memberikan pengampunan sepenuhnya dalam rentetan kasus korupsi yang menjerat dirinya.
Kehadiran Netanyahu itu, menurut laporan Reuters, disambut sekelompok kecil demonstran yang berkumpul di luar gedung pengadilan Tel Aviv pada Senin (1/12) waktu setempat. Beberapa demonstran mengenakan seragam tahanan warna oranye dan menyerukan agar Netanyahu dijebloskan ke penjara.
Salah satu demonstran, Ilana Barzilay, mengatakan tidak dapat diterima jika Netanyahu meminta pengampunan tanpa mengaku bersalah atau mengambil tanggung jawab atas perbuatannya.
Netanyahu mengajukan permohonan resmi kepada Herzog pada Minggu (30/11) untuk mendapatkan pengampunan atas tuduhan korupsi yang menjeratnya selama bertahun-tahun.
Dalam suratnya kepada Herzog, Netanyahu melalui pengacaranya menyebut seringnya menghadiri sidang di pengadilan menghambat kemampuan sang PM Israel untuk memerintah. Disebutkan dalam surat itu bahwa pengampunan akan baik bagi negara.
Di sisi lain, diketahui bahwa pengampunan di Israel biasanya diberikan hanya setelah proses hukum selesai dan terdakwa telah dinyatakan bersalah. Tidak ada preseden untuk memberikan pengampunan di tengah persidangan yang masih berlangsung.
Netanyahu selama ini berulang kali meminta penundaan atau dipercepatnya persidangan kasusnya, dengan berbagai macam alasan, mulai dari perjalanan, keamanan, dan politik, atau kesibukannya dengan perang Israel di Gaza.
Setidaknya ada tiga kasus korupsi yang menjerat Netanyahu, yang semuanya telah dia bantah. Kasus nomor 1000 melibatkan tuduhan bahwa Netanyahu dan istrinya menerima hadiah mahal seperti cerutu dan sampanye dari pengusaha kaya, dengan imbalan bantuan politik.
Kasus nomor 2000 melibatkan dugaan negosiasi dengan Arnon Mozes, penerbit surat kabar Yedioth Ahronoth, untuk mendapatkan liputan media yang menguntungkan.
Kasus nomor 4000 melibatkan tuduhan yang dianggap paling serius, yakni Netanyahu diduga memberikan keuntungan regulasi dan keuntungan lainnya kepada Shaul Elovitch, mantan pemilik situs berita Walla dan perusahaan komunikasi Bezeq, sebagai imbalan atas liputan media yang menguntungkan.
Simak juga Video: Netanyahu Minta Presiden Ampuni Kasus Korupsi, Alasannya Demi Rakyat











































