Militer Israel menegaskan pasukannya akan kembali berperang melawan Hamas 'dengan gigih' setelah gencatan senjata kemanusiaan di Jalur Gaza berakhir. Israel menghentikan pertempuran melawan Hamas sejak Jumat (24/11) pekan lalu saat kesepakatan gencatan senjata demi pembebasan sandera diberlakukan.
Seperti dilansir Al Arabiya, Senin (27/11/2023), penegasan itu disampaikan oleh Kepala Staf Militer Israel Letnan Jenderal Herzi Halevi dalam pernyataannya yang dirilis pada Minggu (26/11) waktu setempat.
"Militer Israel dan pasukannya berjuang keras untuk melindungi kehidupan rakyat kami sambil menjunjung tinggi nilai-nilai (militer Israel). Kami telah menciptakan kondisi untuk kerangka pembebasan kelompok pertama anak-anak dan ibu-ibu yang disandera selama jeda ini," ucap Halevi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika kerangka itu selesai, kami akan kembali ke operasi kami dengan gigih, untuk terus membebaskan para sandera dan membubarkan Hamas sepenuhnya," tegasnya.
Penegasan ini disampaikan Halevi saat berbicara dengan para prajurit dan komandan militer Israel pada Minggu (26/11) waktu setempat.
"Saya bertemu dengan banyak dari Anda di akhir pertempuran selama berjam-jam, baik di atas maupun di bawah tanah, menghadapi tantangan yang kompleks. Dalam setiap pertemuan, saya melihat terpancar di mata Anda betapa besarnya momen tersebut, semangat juang dan tekad untuk mencapai semua tujuan perang," ujarnya.
"Saya mendengar Anda mengatakan kepada saya: 'Kami ingin berperang sampai kami memulangkan para sandera.' Jadi kita sedang melakukan hal itu," imbuh Halevi dalam pernyataannya.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak Video: Kondisi Anak-anak Sandera yang Dibebaskan di Gaza
Sehari sebelumnya, atau pada Sabtu (25/11) waktu setempat, dia menegaskan bahwa militer Israel akan segera kembali menyerang Jalur Gaza setelah jeda kemanusiaan dengan Hamas berakhir.
"Kami tidak berniat, tidak menginginkan, dan tidak siap untuk menghentikan upaya ini sebelum kami memulangkan semua sandera... Itu menjadi tugas moral kami untuk memulangkan mereka (para sandera-red)," tegas Halevi seperti dikutip The Times of Israel.
Dia menyebut bahwa pasukan Israel memanfaatkan jeda pertempuran ini untuk 'belajar, lebih mempersiapkan kemampuan dan juga untuk beristirahat sebentar'.
"Dan kami akan segera kembali setelah gencatan senjata berakhir untuk menyerang Gaza, untuk bermanuver di Gaza. Kami akan melakukannya untuk membubarkan Hamas dan juga menciptakan tekanan besar untuk memulangkan sebanyak mungkin sandera dalam waktu secepat mungkin, hingga sandera terakhir," tegas Halevi.
Dalam kesepakatan yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir, Israel dan Hamas sepakat menghentikan pertempuran di Jalur Gaza selama empat hari, terhitung sejak Jumat (24/11), demi memungkinkan pembebasan sandera secara bertahap. Berdasarkan kesepakatan itu, gencatan senjata akan berakhir pada Senin (27/11) waktu setempat.
Secara garis besar, gencatan senjata kemanusiaan ini mencakup penghentian pertempuran oleh Israel-Hamas, penghentian semua aksi militer Israel di seluruh wilayah Gaza, masuknya ratusan truk pengangkut bantuan kemanusiaan dan medis ke seluruh wilayah Gaza tanpa terkecuali, serta pembebasan 50 sandera secara bertahap oleh Hamas dan sebagai imbalannya, total 150 tahanan Palestina akan dibebaskan, juga secara bertahap, dari penjara Israel.