Presiden Amerika Serikat Joe Biden menanggapi santai soal penyelidikan pemakzulan dirinya yang diumumkan para anggota parlemen Partai Republik.
Biden mengatakan bahwa dirinya "tidak fokus" pada pemakzulan itu. "Saya tidak tahu persis alasannya, tapi mereka hanya tahu bahwa mereka ingin memakzulkan saya," kata Biden tentang upaya Partai Republik tersebut.
"Saya bangun setiap hari... tidak fokus pada pemakzulan. Saya punya pekerjaan yang harus diselesaikan. Saya harus menangani masalah-masalah yang mempengaruhi rakyat Amerika setiap hari," katanya kepada hadirin di sebuah acara penggalangan dana kampanye, dikutip kantor berita AFP, Kamis (14/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan singkat politisi Partai Demokrat berusia 80 tahun itu adalah komentar publik pertamanya mengenai masalah ini, sejak Ketua DPR Kevin McCarthy, petinggi Partai Republik di Kongres, tunduk pada tekanan kuat dari partainya dan mengizinkan penyelidikan pemakzulan Biden.
Ketika ditanya tentang penyelidikan itu, juru bicara Biden memberikan pernyataan yang lebih tegas.
"Mereka menghabiskan waktu setahun penuh untuk menyelidiki presiden... dan muncul tanpa bukti, tidak ada bukti bahwa dia melakukan kesalahan," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre kepada wartawan.
"Itu karena presiden tidak melakukan kesalahan apa pun," imbuhnya.
Simak juga Video 'Momen Joe Biden Peringati 22 Tahun Tragedi 9/11':
Para anggota DPR dari Partai Republik menuduh Biden telah "berbohong" kepada rakyat Amerika tentang urusan bisnis kontroversial putranya, Hunter, di luar negeri.
Namun, Jean-Pierre mengatakan bahwa Partai Republik bahkan tidak memiliki cukup dukungan untuk melakukan pemungutan suara di DPR untuk menyetujui penyelidikan pemakzulan.
"Bahkan anggota DPR dari Partai Republik mengatakan buktinya tidak ada," katanya. "Ini adalah aksi politik," cetusnya.
Penyelidikan ini dilakukan ketika Biden menghadapi peringkat jajak pendapat yang rendah menjelang kemungkinan pertarungan ulang dengan mantan presiden Donald Trump dalam pemilihan presiden tahun depan. Trump sendiri pernah dimakzulkan dua kali oleh DPR yang dikuasai Partai Demokrat, tetapi dibebaskan di Senat.