Serba-serbi Pemilu Malaysia Diisi Pertarungan Pemain Lama

Serba-serbi Pemilu Malaysia Diisi Pertarungan Pemain Lama

Haris Fadhil - detikNews
Sabtu, 19 Nov 2022 20:00 WIB
Pemilu Malaysia telah dimulai secara resmi hari ini. Mantan PM Mahathir Mohamad dan pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim telah memberikan hak suaranya.
Mahathir dan Anwar Ibrahim (Foto: AP Photo/JohnShen Lee)
Kuala Lumpur -

Malaysia menggelar Pemilihan Umum (Pemilu) ke-15 hari ini. Pemilu kali ini diisi pertarungan para pemain lama.

Dilansir Bernama dan AFP, Sabtu (19/11/2022), daftar pemilih yang digunakan untuk Pemilu kali ini berjumlah 21.173.638 orang.

Jumlah itu termasuk 20.853.681 pemilih biasa, 146.737 personel militer dan pasangannya, 118.794 personel Pasukan Operasi Umum dan pasangannya, serta 2.741 pemilih absen di luar negeri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemungutan suara dini telah dilakukan pada Selasa lalu. Ada 94,72 persen atau 212.961 pemilih, yang terdiri dari aparat keamanan dan pasangannya, memberikan suara mereka.

Pemain Lama

Dilansir dari Deutsche Welle, pertarungan utama dalam Pemilu Malaysia kali ini kembali terjadi antara Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang memimpin aliansi Barisan Nasional, melawan Pakatan Harapan yang dipimpin oleh pemimpin oposisi Anwar Ibrahim.

ADVERTISEMENT

Kubu Anwar Ibrahim pernah mengalahkan koalisi Barisan Nasional yang dipimpin UMNO pada Pemilu 2018. Koalisi Pakatan Harapan memanfaatkan kemarahan publik atas skandal korupsi pemerintahan yang saat itu dipimpin Najib Razak.

Pemilu 2018 itu menyebabkan perubahan politik besar pertama sejak Malaysia merdeka dari Inggris pada tahun 1957. Pemilu kali ini diperkirakan menjadi kesempatan terakhir bagi Anwar Ibrahim, yang kini berusia 75 tahun, untuk mencapai cita-citanya selama dua dekade untuk menduduki kursi Perdana Menteri Malaysia.

Dia berada di penjara selama pemilu 2018 karena tuduhan sodomi, yang menurut para kritikus bermotivasi politik. Anwar Ibrahim kemudian beraliansi dengan lawan politiknya Mahathir Mohamad dan aliansi mereka berhasil memenangkan pemilu tahun 2018.

Pemilu Malaysia telah dimulai secara resmi hari ini. Mantan PM Mahathir Mohamad dan pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim telah memberikan hak suaranya.Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim saat memberikan hak suaranya. (Foto: AP Photo/Vincent Thian)

Dia kemudian diampuni dan direncanakan menggantikan Mahathir Mohammad, tetapi pembelotan menyebabkan keruntuhan pemerintahan mereka pada awal 2020 dan membawa UMNO kembali ke kursi kekuasaan di bawah koalisi baru yang juga penuh pertengkaran.

Kini, UMNO bersiap untuk bangkit kembali dan mengukuhkan dominasinya dengan janji menciptakan stabilitas politik di Malaysia. Maklum saja, gejolak politik di Malaysia telah menyebabkan tiga perdana menteri silih berganti dalam empat tahun terakhir.

Tapi, citra UMNO masih dibayangi oleh persidangan korupsi yang sedang berlangsung yang melibatkan tokoh UMNO Ahmad Zahid Hamidi dan mantan Perdana Menteri Najib Razak.

Pemain lama lainnya, Mahathir Mohammad yang kini berusia 97 tahun, juga ikut dalam Pemilu 2022 ini. Mahathir sekarang memimpin partai barunya, Partai Pejuang Tanah Air, dan berharap bisa merebut kursi cukup banyak untuk bisa berperan dalam menentukan kekuasaan.

Mahathir sendiri merupakan pendiri UMNO Baru dan Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu). Namun, dia memisahkan diri dan membentuk partai baru yang juga dikenal dengan 'Pejuang'.

Para pengamat memperkirakan peluang Mahathir tidak besar. Tapi, ada kemungkinan Mahathir kembali berkuasa jika terjadi persaingan ketat di antara kubu-kubu besar.

Simak video 'Momen Mahathir-Anwar Ibrahim Beri Hak Suara di Pemilu Malaysia':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Isu-isu di Pemilu Malaysia

Inflasi dan perkembangan ekonomi menjadi isu utama dalam Pemilu tahun ini. Malaysia sedang bergulat dengan meningkatnya biaya hidup, melemahnya mata uang dan meningkatnya kemiskinan.

Ringgit Malaysia telah anjlok ke level terendah terhadap dolar AS selama 24 tahun terakhir. Sementara, ekonomi diperkirakan akan terus melambat tahun depan.

Tidak seperti para pesaingnya, aliansi Anwar Ibrahim berkampanye dengan platform multiras yang menjanjikan bantuan berbasis kebutuhan, bukan berbasis ras. Ini menjadi perhatian khusus bagi orang Melayu di pedesaan, yang menikmati hak istimewa dalam pekerjaan, kontrak, pendidikan, dan perumahan di bawah kebijakan 'tindakan afirmatif' yang telah berusia puluhan tahun.

Pemilu Malaysia telah dimulai secara resmi hari ini. Mantan PM Mahathir Mohamad dan pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim telah memberikan hak suaranya.Mantan PM Mahathir Mohamad saat memberikan hak suaranya. (Foto: AP Photo/JohnShen Lee)

Analis mengatakan, para pemilih Melayu yang tidak puas dengan para pemimpin UMNO yang tercemar korupsi, malah mungkin mendukung blok Melayu Aliansi Nasional. Sedangkan Aliansi Harapan pimpinan Anwar juga melibatkan partai yang didominasi etnis China, yang telah lama menjadi sasaran serangan UMNO.

Pemilih Muda Dinilai Jadi Kunci

Ada sekitar 6 juta pemilih baru dalam Pemilu Malaysia tahun ini. Jumlah itu termasuk lebih dari 1,2 juta pemilih berusia 18 hingga 21 tahun yang baru mendapat hak ikut Pemilu setelah undang-undang menurunkan usia pemilih.

Beberapa politisi telah menggunakan TikTok dan merekrut influencer media sosial untuk menyasar basis pemilih muda.

Pemungutan suara bersifat opsional bagi 21,1 juta warga Malaysia yang berhak memilih, meningkat 40 persen dibandingkan tahun 2018. Lebih dari 9.000 pusat pemungutan suara, terutama sekolah dan pusat komunitas, akan dibuka selama 10 jam. Penghitungan suara akan dimulai setelah TPS ditutup, dengan hasil diharapkan pada malam yang sama.

Minimal 112 dari 222 kursi parlemen diperlukan untuk mencapai mayoritas. Tiga dari 13 negara bagian Malaysia secara bersamaan akan mengadakan pemilihan lokal, meskipun beberapa negara bagian menunda pemilihan lokal hingga 2023 untuk menghindari musim hujan akhir tahun.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Pemilih Rela Antre di Tengah Banjir

Hujan dan banjir menyelimuti Malaysia yang tengah menggelar Pemilu ke-15. Warga di negara bagian Sarawak pun harus mengantre di tengah genangan banjir demi bisa menyalurkan hak pilihnya.

Dilansir Channel News Asia, Sabtu (19/11/2022), seorang pengguna Facebook di wilayah Baram, Sarawak, mengunggah sejumlah foto yang menunjukkan antrean panjang para pemilih di tengah genangan banjir setinggi lutut di salah satu tempat pemungutan suara (TPS).

Laporan media lokal, Borneo Post, menyebut antrean panjang para pemilih terpantau di TPS Long Bemang, Baram, yang tengah dilanda banjir. Para pemilih tampak masih berbaris rapi di tengah genangan banjir.

Warga harus berjalan menembus banjir untuk bisa menjangkau TPS yang didirikan di sekolah setempat. Beberapa bahkan ada yang berangkat ke TPS dengan menggunakan perahu panjang di tengah genangan banjir.

Meski dilanda banjir, proses pemungutan suara di wilayah Baram tidak terganggu. Laporan kantor berita Bernama menyebut proses pemungutan suara di area-area terdampak banjir tetap berjalan sesuai jadwal, dengan beberapa perubahan dilakukan terhadap lokasi TPS.

Komisioner Kepolisian Sarawak menuturkan kepada wartawan bahwa pemungutan suara di area-area terdampak banjir di wilayah Baram masih berlangsung, dengan hanya lokasi TPS yang berubah.

"Hingga sekarang saya belum menerima laporan soal masalah apa pun dan kami akan selalu mengupdate perkembangan terbaru," sebutnya.

Sementara dilansir BBC, warga harus mengantre hingga 2 jam di TPS. Salah seorang pemilih di daerah pemilihan Gombak, Selangor, menceritakan dia mulai mengantre pukul 10.00 sesuai dengan rekomendasi waktu dalam kartu memilihnya.

Images circulating on social media of voters queuing in a flooded area in Baram, Sarawak on Nov 19, 2022.Pemilih mengantre di tengah banjir di Baram, Sarawak (Foto: Social Media via Channel News Asia)

"Tapi saya mesti menunggu sampai dua jam sebelum masuk ke bilik pengundi karena banyak orang. Orang-orang tua juga sama, harus menunggu walau mereka dialokasikan waktu paling awal," kata Ahmad.

Selain itu, Malay Mail dan The Star melaporkan sedikitnya dua pemilih Malaysia yang sudah lanjut usia meninggal dunia di TPS saat pemungutan suara berlangsung. Kedua pemilih lansia itu meninggal dunia di wilayah Johor.

Komisi Pemilihan Johor membenarkan laporan soal meninggalnya dua pemilih lansia di wilayahnya. Satu pemilih meninggal di TPS Sembrong dan satu lagi di TPS Pulai.

Penyebab kematian keduanya belum diketahui secara jelas. Tidak ada informasi lebih detail seputar meninggalnya kedua pemilih lansia itu.

Halaman 2 dari 3
(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads