Lansia Dipanggil Ikut Mobilisasi ke Ukraina, Publik Rusia Marah!

Lansia Dipanggil Ikut Mobilisasi ke Ukraina, Publik Rusia Marah!

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 26 Sep 2022 09:51 WIB
A Russian service member stands next to a mobile recruitment center for military service under contract in Rostov-on-Don, Russia September 17, 2022. REUTERS/Sergey Pivovarov
Rusia mulai rekrut pasukan tambahan untuk mobilisasi militer parsial ke Ukraina (dok. REUTERS/Sergey Pivovarov)
Moskow -

Publik Rusia marah setelah mahasiswa, warga lanjut usia (lansia), bahkan orang-orang yang sakit secara keliru diperintahkan melapor untuk bertugas terkait mobilisasi militer ke Ukraina. Otoritas Rusia pun berjanji memperbaiki kesalahan dalam pemanggilan pasukan untuk operasi militer di Ukraina tersebut.

Seperti dilansir AFP, Senin (26/9/2022), ketika mengumumkan mobilisasi militer parsial pada Rabu (21/9) pekan lalu, Presiden Vladimir Putin menyatakan hanya orang-orang dengan keterampilan yang 'relevan' atau memiliki pengalaman militer yang akan dipanggil untuk bergabung.

Namun banyak warga yang meluapkan kemarahannya setelah melihat -- terkadang tidak masuk akal -- kasus-kasus orang-orang yang tidak layak bertugas dipanggil otoritas Rusia untuk bergabung dalam operasi militer itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satunya kasus di wilayah Volgograd, Rusia bagian barat daya, ketika otoritas setempat memanggil seorang mantan staf militer yang berusia 63 tahun dan menderita diabetes untuk hadir di kamp militer. Pemanggilan dilakukan meskipun warga itu memiliki kesehatan yang buruk dan gangguan serebral.

Menurut laporan kantor berita RIA Novosti, mantan staf militer berusia 63 tahun itu akhirnya kembali ke rumahnya pada Jumat (23/9) malam waktu setempat.

ADVERTISEMENT

Di wilayah yang sama, seorang kepala sekolah berusia 58 tahun, Alexander Faltin, menerima panggilan bertugas padahal dia tidak memiliki pengalaman militer. Putri Faltin memposting video ke media sosial soal situasi ayahnya, yang kemudian viral.

Lihat juga video 'Serangan Roket di Zaporizhzhia saat Referendum Digelar':

[Gambas:Video 20detik]



Faltin, menurut RIA Novosti, akhirnya diperbolehkan pulang ke rumah setelah dokumen-dokumennya diperiksa.

Ketua majelis tinggi parlemen Rusia, Valentina Matviyenko, pada Minggu (25/9) waktu setempat menyerukan kepada para gubernur -- yang mengawasi mobilisasi militer -- untuk menghindari adanya kesalahan. Ini menjadi pengakuan yang jarang terjadi di Rusia.

"Kasus-kasus mobilisasi yang salah... memprovokasi reaksi sengit di masyarakat, dan memang harus begitu," ucap Matviyenko dalam pernyataan via Telegram.

"Beberapa orang berasumsi bahwa menyerahkan laporan mereka (kepada atasan) dengan cepat jauh lebih penting daripada memenuhi misi penting ini dengan benar," imbuhnya.

"Ini tidak bisa diterima... Pastikan mobilisasi parsial dilakukan dengan memenuhi kriteria secara penuh dan lengkap. Dan tanpa satu kesalahan pun!" tegas Matviyenko.

Sejumlah siswa dan mahasiswa menuturkan kepada AFP bahwa mereka menerima surat panggilan, meskipun otoritas Rusia berjanji bahwa mereka akan dikecualikan dari rekrutmen militer.

Pada Sabtu (24/9) waktu setempat, Putin menandatangani dekrit yang mengonfirmasi siswa di sekolah menengah kejuruan dan mahasiswa di institusi pendidikan lebih tinggi akan dibebaskan dari mobilisasi.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads