Tentara Israel menghancurkan rumah seorang pria Palestina yang menembak mati seorang warga Israel yang berprofesi sebagai pemandu wisata. Pria Palestina yang disebut anggota militan Hamas itu, telah tewas usai ditembak pasukan keamanan Israel di Yerusalem, tahun lalu.
Seperti dilansir AFP, Rabu (2/2/2022), lebih dari 150 personel keamanan Israel mendatangi kamp pengungsi Shuafat yang ada di Yerusalem Timur, untuk menghancurkan rumah Fadi Abu Shkhaydam, pada Selasa (1/2) waktu setempat. Shkhaydam disebut sebagai anggota militan Hamas yang menguasai Gaza.
Kepolisian Israel menyebut warga yang menghuni kamp pengungsi itu melemparkan batu ke arah personel keamanan Israel. Situasi itu membuat pasukan keamanan Israel menggunakan 'cara pembubaran kerusuhan'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video yang direkam warga setempat menunjukkan para tentara Israel yang bersenjata lengkap menggunakan perkakas tangan untuk melubangi tembok apartemen di sebuah gedung bertingkat.
Pihak Kepolisian Israel mengklarifikasi bahwa karena rumah tersangka merupakan bagian dari gedung permukiman yang leih besar, penghancuran 'rumah teroris dilakukan dengan menghancurkan bagian dalamnya'.
Apartemen itu kemudian disegel, dengan tulisan 'dilarang masuk' dalam bahasa Arab yang dibuat dengan cat semprot terlihat pada pintunya.
Menurut Kepolisian Israel, Shkhaydam menembak dan membunuh seorang warga Israel-Afrika Selatan bernama Eliyahu Kay (25) di Kota Tua, Yerusalem, dalam serangan pada November 2021 lalu. Dia juga melukai dua warga sipil lainnya dalam serangan yang sama.
Shkhaydam akhirnya ditembak mati oleh dua polisi Israel yang tiba di lokasi.
Para aktivis hak asasi manusia (HAM) mengecam kebijakan Israel untuk menghancurkan rumah warga Palestina yang menjadi tersangka penyerangan. Mereka berargumen bahwa langkah semacam itu justru menjadi hukuman kolektif, yang seringkali berujung penggusuran orang-orang yang tidak terlibat dalam kekerasan.
Israel menegaskan bahwa kebijakan itu memberikan efek jera.