"Rusia sangat prihatin atas peluncuran provokatif yang terbaru, yang menimbulkan eskalasi ketegangan lebih jauh di semenanjung," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov kepada para wartawan.
"Kami dengan tegas mengutuk berlanjutnya tindakan provokatif seperti itu," imbuhnya seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (15/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menunjukkan bahwa kami bukan hanya tidak mentolerir peluncuran ilegal tersebut, namun juga punya keinginan untuk menyelesaikan situasi di semenanjung Korea," kata Zakharova.
"Sayangnya, hanya retorika agresif yang bisa didengar dari Washington," cetusnya.
Sebelumnya, Ketua Sekretariat Kabinet Jepang, Yoshihide Suga mengatakan, rudal Korut telah melintasi wilayah Jepang dan mendarat di Pasifik sekitar 2 ribu kilometer timur Hokkaido. Rudal diluncurkan pada pukul 06:57 pagi waktu setempat pada hari Jumat (15/9) dan terbang di atas Pulau Hokkaido sebelum jatuh di Pasifik pada pukul 07:06 waktu setempat.
Menurut militer Korea Selatan, rudal tersebut mencapai ketinggian sekitar 770 kilometer, lebih tinggi dan lebih jauh dari rudal sebelumnya. Disebutkan bahwa rudal mengudara selama sekitar 19 menit dengan jarak sekitar 3.700 kilometer. Pengamat mencatat, rudal ini melesat dalam daya jangkau yang cukup untuk mencapai Guam yang berjarak sekitar 3.400 kilometer dari Korut.
Peluncuran rudal ini merupakan yang pertama sejak dijatuhkannya sanksi-sanksi baru PBB terhadap Korut pekan ini. Sanksi tersebut dijatuhkan menyusul uji coba nuklir pada 3 September lalu, yang menurut Pyongyang merupakan uji coba bom hidrogen.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini