Teror di London, Serangan dengan Mobil Marak karena Sulit Dicegah

Teror di London, Serangan dengan Mobil Marak karena Sulit Dicegah

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 23 Mar 2017 17:54 WIB
Polisi London siaga usai serangan teror terjadi (REUTERS/Eddie Keogh)
London - Serangan teror dengan menggunakan kendaraan terjadi di London, Inggris. Serangan semacam ini marak karena dianggap murah, mudah dilakukan namun sulit dicegah.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (23/3/2017), para pakar menyebut taktik menabrak kerumunan orang menghindarkan kebutuhan mencari peledak atau senjata api. Taktik serangan ini bisa dilakukan dengan mudah oleh penyerang individu atau 'lone-wolf attacker' tanpa jaringan militan yang luas. Penyerang individu memiliki risiko kecil untuk ketahuan atau terdeteksi oleh otoritas keamanan.

"Serangan semacam ini tidak butuh persiapan khusus, ini sangat murah, masuk jangkauan siapa saja," ucap pakar terorisme dan anggota parlemen dari Partai Sosialis Prancis, Sebastien Pietrasanta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: 7 Orang Ditangkap Usai Serangan Teror di London

"Seringkali serangan semacam ini merupakan kasus aksi individu. Serangan ini cukup spontan," imbuhnya.

Sejauh ini tiga orang tewas dan sedikitnya 40 orang luka-luka dalam insiden yang terjadi Rabu (22/3) siang waktu setempat. Pelaku yang belum disebut identitasnya, menabrakkan mobilnya ke para pejalan kaki dan menikam mati seorang polisi di luar Gedung Parlemen. Pelaku akhirnya tewas ditembak polisi.

Serangan serupa pernah terjadi di Berlin, Jerman pada Desember 2016 dan di Nice, Prancis pada Juli 2016. Pelaku kedua serangan itu menggunakan truk berukuran besar dalam aksinya yang memakan banyak korban. Sedikitnya 86 orang tewas akibat serangan di Nice dan 12 orang tewas akibat serangan di Belin. Kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas kedua serangan truk maut itu.

Baca juga: Coba Selamatkan Polisi Korban Teror London, Politikus Ini Dipuji

Di sisi lain, aksi di Berlin, Nice dan London itu tergolong tidak begitu matang jika dibandingkan aksi teror di Paris, Prancis yang melibatkan sekelompok pengebom bunuh diri dan pria bersenjata.

Namun taktik menggunakan kendaraan ini mulai marak digunakan. Tidak hanya di Eropa, serangan semacam ini pernah terjadi di Israel pada Januari tahun ini juga tahun 2008 lalu, saat Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan berkunjung ke sana.

Mantan analis senior Badan Intelijen AS atau CIA, Paul Pillar, menyebut kekhawatiran selama ini cenderung fokus pada 'serangan teroris dengan metode berteknologi tinggi yang canggih'. Padahal saat ini, kebanyakan metode teror cenderung lebih sederhana dan tidak membutuhkan kecanggihan atau pelatihan.

"Hal ini termasuk menabrak orang-orang dengan kendaraan di jalanan ramai. Lokasi yang dipilih mungkin memiliki nilai politik atau religius -- seperti pasar Natal (dalam serangan di Berlin), atau sekitar gedung parlemen -- tapi selalu ada area publik yang rapuh dengan banyak orang," ucapnya.

Baca juga: Pasca Teror, Dubes RI Imbau WNI di London Waspada di Keramaian

Sedangkan Jean-Charles Brisard selaku Presiden Pusat Analisis Terorisme menyebutkan, serangan teror di London yang menggunakan kendaraan ini sangat didukung militan karena mematikan. "Dengan kendaraan, serangan ini memicu banyak korban tewas daripada dengan pisau atau golok," sebutnya.

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads