Disampaikan Kementerian Urusan Sipil melalui situsnya, seperti dilansir Reuters, Selasa (21/6/2016), sekitar 200 ribu orang dari delapan provinsi dan wilayah, termasuk Hubei, Sichuan, Guzhou, Jiangxi, Yunnan, Zhejiang dan Anhui terpaksa dievakuasi akibat banjir ini.
Pria bermotor menyeberang banjir di Provinsi Anhui (REUTERS/Stringer) |
Namun, tidak disebutkan lebih lanjut dari wilayah mana saja korban tewas dan juga korban hilang tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan sedikitnya 10.500 rumah warga dilaporkan roboh akibat banjir ini. Kerugian ekonomi akibat banjir ini diperkirakan mencapai 7,34 miliar yuan atau setara Rp 14,8 triliun.
Warga menumpang perahu karet di tengah banjir (REUTERS/Stringer) |
Wilayah China cukup sering dilanda bencana alam, terutama banjir dan gempa bumi. Bencana alam seperti banjir, yang menjadi masalah tahunan di China, semakin memburuk karena dipicu perkembangan perkotaan yang cepat dan infrastruktur saluran air yang buruk.
Otoritas China sebelumnya memperingatkan potensi terjadinya banjir besar pada tahun ini, merujuk pada pola cuaca El Nino yang kuat. Pola yang dimaksud ialah menghangatnya suhu udara permukaan laut di Samudera Pasifik dan berdampak pada rusaknya hasil panen, kebakaran hutan, banjir bandang serta kekeringan di sejumlah wilayah dunia.
Tempat tinggal warga di Provinsi Hunan dikepung banjir (REUTERS/Stringer) |












































Pria bermotor menyeberang banjir di Provinsi Anhui (REUTERS/Stringer)
Warga menumpang perahu karet di tengah banjir (REUTERS/Stringer)
Tempat tinggal warga di Provinsi Hunan dikepung banjir (REUTERS/Stringer)