Februari 2025: Polemik Gas Melon hingga Gejolak Aksi Massa
Februari 2025 diwarnai dinamika kebijakan dan gejolak sosial di dalam negeri yang menyita perhatian publik. Sejumlah isu strategis muncul hampir bersamaan dan menjadi perbincangan luas di media serta ruang publik. (Andhika Prasetia/detikFoto)
Salah satu sorotan utama datang dari kebijakan distribusi dan pengawasan LPG subsidi 3 kilogram atau gas melon. Pemerintah memperketat penyaluran untuk menekan kebocoran subsidi, termasuk pembatasan pengecer dan penertiban rantai distribusi. (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
Namun, kebijakan tersebut memicu keluhan masyarakat akibat kelangkaan gas melon di sejumlah daerah. Kenaikan harga di tingkat pengecer turut dirasakan rumah tangga kecil dan pelaku UMKM, menjadikan isu ini sensitif dan berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari. (ANTARA FOTO/Aditya Nugroho)
Pada saat yang sama, gelombang unjuk rasa bertajuk “Indonesia Gelap” berlangsung di berbagai kota besar sepanjang Februari. Aksi ini digerakkan oleh mahasiswa dan elemen masyarakat sipil yang menyuarakan kritik terhadap arah kebijakan pemerintah. (Andhika Prasetia/detikFoto)
Tuntutan dalam aksi tersebut mencakup isu demokrasi, transparansi kekuasaan, kebijakan ekonomi, hingga penegakan hukum. Skala aksi yang meluas menjadikannya simbol keresahan publik di awal masa pemerintahan baru. (Andhika Prasetia/detikFoto)
Sorotan nasional juga tertuju pada penahanan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Penahanan ini dilakukan dalam rangka pengembangan kasus dugaan korupsi yang melibatkan sejumlah tokoh politik. (Ari Saputra/detikFoto)
Peristiwa tersebut langsung menjadi headline karena posisi Hasto sebagai tokoh penting partai besar. Reaksi politik pun bermunculan, mulai dari pernyataan resmi partai hingga perdebatan publik mengenai komitmen penegakan hukum. (Ari Saputra/detikFoto)
Sementara itu, isu global turut mengiringi dinamika Februari 2025. Laporan lembaga iklim internasional mencatat luas es laut global berada pada level terendah sepanjang sejarah pengamatan. (REUTERS/MAXAR TECHNOLOGIES)
Penurunan signifikan terjadi di wilayah Kutub Utara dan Antarktika, yang dikaitkan dengan pemanasan global dan percepatan pencairan es. Kondisi ini memicu cuaca ekstrem di berbagai belahan dunia dan meningkatkan kekhawatiran terhadap dampak jangka panjang bagi iklim, ekosistem, serta kenaikan permukaan laut. (AP/Matthias Schrader)