Warga melihat ternak yang mati pascabanjir bandang di Desa Alue Kuta, Kecamatan Jangka, Bireuen, Aceh, Minggu (14/12/2025). Data posko tanggap darurat mencatat 40.328 hektare tambak, 65.105 hektare sawah, dan 14.741 hektare kebun rusak di 18 kabupaten/kota akibat bencana pada 26 November 2025. FOTO/Irwansyah Putra
Rumah-rumah warga di Desa Alue Kuta, Kecamatan Jangka, Bireuen, Aceh, tampak hancur dan tertimbun lumpur, dengan 1.232 unit rumah di 609 desa pada 17 kecamatan dilaporkan mengalami kerusakan berat akibat banjir bandang tersebut. FOTO/Irwansyah Putra
Warga membantu korban yang masih terisolasi menyeberangi Daerah Aliran Sungai Peusangan dari Desa Bergang Kecamatan Ketol, Aceh Tengah dan Desa Simpang Rahmat, Gajah Putih, Bener Meriah, Aceh, menggunakan derek pengangkut barang, setelah akses jalan dan jembatan terputus pascabencana. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Warga membantu korban yang masih terisolasi menyeberangi Daerah Aliran Sungai Peusangan dari Desa Bergang Kecamatan Ketol, Aceh Tengah dan Desa Simpang Rahmat, Gajah Putih, Bener Meriah, Aceh, menggunakan derek pengangkut barang, setelah akses jalan dan jembatan terputus pascabencana. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Material longsor menimbun rumah warga dan sebuah masjid di Desa Lampahan Timur, Kecamatan Timang Gajah, Bener Meriah, Aceh, memperparah dampak bencana hidrometeorologi. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Pemerintah mengerahkan alat berat untuk membangun tanggul sungai sebagai bagian dari percepatan pemulihan infrastruktur pascabanjir bandang di Aceh, Pidie Jaya. ANTARA FOTO/Ampelsa