Sejumlah warga bersama para aktivis menggelar aksi unjuk rasa di depan Balai Kota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (10/12/2025), sambil menampilkan kesenian Betawi berupa atraksi palang pintu.
Aksi yang biasanya identik dengan orasi dan poster tuntutan itu kali ini terasa lebih unik dan kultural. Para aktivis menyebut bahwa seni budaya dipilih untuk menunjukkan bahwa perjuangan hak asasi bukan sekadar protes, tetapi juga ekspresi kolektif warga terhadap kondisi sosial yang mereka hadapi.
Dalam aksi tersebut, massa membawa berbagai isu, mulai dari penggusuran permukiman, privatisasi air, kondisi warga pesisir dan Kepulauan Seribu, hingga jaminan kesejahteraan pekerja dan tuntutan percepatan pembahasan raperda perlindungan hukum.
Meski membawa banyak isu kritis, aksi berlangsung tertib dan damai. Atraksi palang pintu yang dilakukan di tengah jalan menarik perhatian banyak pengguna jalan dan menambah warna berbeda dalam peringatan Hari HAM tahun ini.
Beragam spanduk dan poster mereka bentangkan untuk menegaskan aspirasi yang selama ini dirasakan masyarakat akar rumput.
Para peserta menghadirkan palang pintu, tradisi Betawi yang menggabungkan pantun, jurus silat, dan musik gambang kromong untuk menyampaikan pesan bahwa perjuangan hak asasi manusia dapat dilakukan dengan cara yang kreatif dan tetap mencerminkan identitas lokal.