Seorang perempuan memberikan suara dalam referendum untuk memutuskan apakah akan mengizinkan kembalinya pangkalan militer asing dan apakah mereka mendukung pembentukan majelis untuk menulis ulang konstitusi, di sebuah stasiun pengumpulan di Quito, Ekuador, Minggu (16/11/2025). REUTERS/Karen Toro
Di sejumlah tempat pemungutan suara, personel militer berjaga-jaga untuk menjaga ketertiban, sementara petugas pemilu memastikan proses berjalan lancar. REUTERS/Karen Toro
Para pemilih tampak antusias, berdatangan sejak pagi untuk memberikan suara mereka, mencerminkan kesadaran tinggi masyarakat terhadap isu-isu nasional yang berdampak langsung pada masa depan negara. REUTERS/Karen Toro
Presiden Ekuador, Daniel Noboa, menekankan bahwa pangkalan militer asing penting untuk memperkuat keamanan dan memerangi kejahatan terorganisir yang semakin meresahkan masyarakat. Di sisi lain, penyelenggaraan majelis konstitusi dianggap sebagai langkah strategis untuk meninjau dan memperbarui aturan negara agar lebih responsif terhadap kebutuhan rakyat. REUTERS/Karen Toro
Surat suara diletakkan di atas meja selama referendum, di sebuah stasiun pengumpulan suara di Quito, Ekuador. REUTERS/Karen Toro
Personel militer berjaga-jaga saat warga memberikan suara, di sebuah stasiun pengumpulan suara di Quito, Ekuador. REUTERS/Karen Toro
Hasil referendum ini akan menentukan arah kebijakan keamanan dan perubahan konstitusi di Ekuador, sekaligus menjadi penanda partisipasi aktif rakyat dalam proses demokrasi. REUTERS/Karen Toro