Angkatan Laut Spanyol pada hari Kamis (25/9) mempersiapkan kapal patroli lepas pantai militer Furor untuk membantu armada bantuan internasional yang diserang pesawat tak berawak saat mencoba mengirimkan bantuan ke Gaza. Langkah ini, yang diumumkan oleh Perdana Menteri Pedro Sanchez di New York dalam konferensi pers di sela-sela Sidang Umum PBB, berpotensi meningkatkan ketegangan dengan Israel, yang sangat menentang inisiatif tersebut. Foto: REUTERS/Susana Vera
Furor dirancang untuk misi patroli, pengawasan maritim, operasi anti-pembajakan, pengendalian perbatasan laut, serta dukungan misi kemanusiaan. Armada Sumud Global menggunakan sekitar 50 kapal sipil untuk mencoba mematahkan blokade laut Israel di Gaza. Banyak pengacara, anggota parlemen, dan aktivis, termasuk aktivis iklim Swedia Greta Thunberg, berada di dalamnya. Foto: REUTERS/Susana Vera
Kapal sepanjang sekitar 93 meter dengan bobot lebih dari 2.500 ton ini dapat menampung sekitar 90 awak. Foto: REUTERS/Susana Vera
Persenjataannya relatif ringan untuk ukuran kapal perang, terdiri dari meriam 76 mm, kanon 25 mm, serta senapan mesin. Namun, keunggulannya ada pada daya jelajah yang luas, kemampuan bertahan lama di laut, serta fasilitas helikopter yang memungkinkan operasi multiguna. Foto: Spanish Navy Press Office/Handout via REUTERS
Dengan fleksibilitasnya, Furor menjadi pilihan utama Spanyol untuk operasi internasional non-tempur, termasuk patroli di perairan Afrika, misi NATO, hingga kini dukungan armada bantuan Gaza. Foto: Spanish Navy Press Office/Handout via REUTERS
Pada Jumat dini hari (26/9), kapal angkatan laut Spanyol 'Furor' berangkat dari pelabuhan Cartagena untuk bergabung dengan Italia dalam membantu Global Sumud Flotilla (GSF), sebuah inisiatif yang dipimpin warga sipil yang bertujuan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza. Foto: REUTERS/Susana Vera
Spanyol menegaskan misinya murni sebagai dukungan kemanusiaan di tengah blokade ketat Israel. Foto: REUTERS/Susana Vera