Demonstran anti-imigrasi 'Unite the Kingdom' berhadapan dengan polisi di pusat kota London pada hari Sabtu (13/9) dalam salah satu demonstrasi sayap kanan terbesar di era modern di Inggris. Foto: REUTERS/Jaimi Joy
Polisi mengatakan pawai "Unite the Kingdom" yang dipimpin Robinson dihadiri oleh sekitar 110.000 orang, yang dipisahkan dari protes balasan "Stand Up to Racism" di dekatnya yang dihadiri oleh sekitar 5.000 orang. Foto: REUTERS/Jaimi Joy
Petugas harus turun tangan di beberapa lokasi untuk menghentikan demonstran Unite the Kingdom yang mencoba mengakses "area steril" di antara kedua protes, menerobos garis polisi, atau mendekati kelompok yang berseberangan. Foto: REUTERS/Jaimi Joy
Sejumlah petugas telah diserang dan petugas tambahan telah dikerahkan dengan peralatan pelindung, didukung oleh kuda polisi. Inisiator demo, Tommy Robinson, yang nama aslinya ialah Stephen Yaxley-Lennon telah berbicara kepada kerumunan di 'festival kebebasan berbicara' di mana dia mengkritik para politisi karena hanya mengulang-ulang gagasannya. Dia juga mengklaim pengadilan Inggris telah memutuskan bahwa hak-hak migran tanpa dokumen lebih tinggi daripada hak-hak 'komunitas lokal'. Foto: REUTERS/Jaimi Joy
Petugas kepolisian menahan seorang demonstran setelah terjadi kericuhan di tengah aksi anti-imigrasi. Bulan lalu, Pengadilan Banding membatalkan perintah yang memblokir pencari suaka yang ditempatkan di The Bell Hotel di Epping, Essex. Sementara, Elon Musk yang bicara lewat video menyebut 'migrasi besar-besaran telah tak terkendali' dan menyerukan 'pergantian pemerintahan' di Inggris. Foto: REUTERS/Jaimi Joy
