Jurnalis Sudan, Shamael Elnoor melihat melalui jendela kafe yang pecah, dalam perjalanan kembalinya ke reruntuhan daerah yang dulu ramai dengan kantor penerbitan surat kabar, menyoroti kekhawatiran atas industri yang lumpuh akibat perang yang sedang berlangsung, di ibu kota Khartoum, Sudan. REUTERS/El Tayeb Siddig
Kawasan yang dulu ramai dengan kantor penerbitan surat kabar kini berubah menjadi sunyi dan berserakan puing. REUTERS/El Tayeb Siddig
Elnoor berjalan menyusuri reruntuhan, memeriksa kamarnya yang porak-poranda. REUTERS/El Tayeb Siddig
Perang di Sudan terus meninggalkan luka, bukan hanya pada bangunan, tetapi juga pada kebebasan pers dan suara masyarakat yang semakin terbungkam. REUTERS/El Tayeb Siddig
Situasi ini tak hanya mencerminkan kehilangan pribadi, tetapi juga menggambarkan runtuhnya industri pers Sudan yang lumpuh di tengah konflik. Kehancuran yang dialami Elnoor menjadi simbol derita ganda, rumah yang tak lagi bisa ditempati dan dunia jurnalistik yang kehilangan ruang untuk hidup. REUTERS/El Tayeb Siddig