Hal itu ditegaskan Pemerhati Politik Pertahanan sekaligus Juru Bicara Presiden Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, saat menjadi pembicara dalam Sekolah Virtual Kebangsaan (SVK) yang digelar DPP LDII di Grand Ballroom Minhajurrosyidin, Jakarta, Sabtu (23/8/2025).
Dahnil menyebut Indonesia kini menghadapi dua titik ekstrem dalam menjaga kedaulatan. Pertama, munculnya ide agnostik negara yang menganggap keberadaan negara tidak penting. Kedua, radikalisasi agama yang memandang segala hal terkait negara sebagai berhala.
Ia mengingatkan ancaman kedaulatan bangsa juga mencakup persoalan pangan, energi, dan air bersih. Kondisi tersebut sejalan dengan peringatan Presiden Prabowo Subianto sejak 2014 tentang ancaman non-militer di masa depan.
Lebih jauh, ia mendorong pesantren-pesantren LDII agar tidak hanya fokus pada pengajaran agama, melainkan juga berkembang menjadi pusat riset pangan, energi terbarukan, dan teknologi. Menurutnya, LDII memiliki posisi unik dalam lanskap ormas Islam Indonesia karena konsisten memadukan Islam dengan nilai-nilai kebangsaan.