Panci Kosong dan Teriakan Kelaparan Menggema di Gaza

Warga Palestina berebut makanan dari dapur amal di Gaza City, Senin (28/7/2025). (REUTERS/Khamis Al-Rifi)
 
Dengan panci kosong terangkat tinggi dan teriakan kelaparan menggema, mereka berdesakan demi seporsi makanan di tengah krisis pangan yang kian parah. (REUTERS/Khamis Al-Rifi)
 
Anak-anak terjepit di antara tubuh-tubuh dewasa, sebagian menangis ketakutan. Ibu-ibu menjerit sambil mengangkat tangan tinggi, berharap relawan menyadari mereka sudah dua hari tak makan. Tidak ada antrean tertib, hanya dorongan, desakan, dan harapan yang nyaris putus. (REUTERS/Khamis Al-Rifi)
 
Kondisi ini terjadi setiap hari, memburuk dari waktu ke waktu. Gaza dilanda kelumpuhan total: toko-toko tutup, pasar kosong, dan bahan makanan langka. Dapur amal jadi satu-satunya tempat bertahan hidup, tapi tak cukup untuk menjangkau semua mulut yang lapar. (REUTERS/Khamis Al-Rifi)
 
Situasi diperparah dengan tidak adanya pasokan reguler makanan atau bantuan kemanusiaan yang memadai. (REUTERS/Khamis Al-Rifi)
 
Mereka yang datang ke dapur umum datang bukan hanya dengan rasa lapar, tapi juga rasa takut tak akan kebagian. (REUTERS/Mahmoud Issa)
 
Kelaparan kini menjadi wajah sehari-hari di Gaza. Di balik desakan panci dan jeritan meminta makan, tersimpan krisis kemanusiaan yang dibiarkan membusuk di bawah blokade, serangan, dan kegagalan dunia untuk bertindak cepat.  (REUTERS/Dawoud Abu Alkas)
 
Warga Palestina berebut makanan dari dapur amal di Gaza City, Senin (28/7/2025). (REUTERS/Khamis Al-Rifi) 
Dengan panci kosong terangkat tinggi dan teriakan kelaparan menggema, mereka berdesakan demi seporsi makanan di tengah krisis pangan yang kian parah. (REUTERS/Khamis Al-Rifi) 
Anak-anak terjepit di antara tubuh-tubuh dewasa, sebagian menangis ketakutan. Ibu-ibu menjerit sambil mengangkat tangan tinggi, berharap relawan menyadari mereka sudah dua hari tak makan. Tidak ada antrean tertib, hanya dorongan, desakan, dan harapan yang nyaris putus. (REUTERS/Khamis Al-Rifi) 
Kondisi ini terjadi setiap hari, memburuk dari waktu ke waktu. Gaza dilanda kelumpuhan total: toko-toko tutup, pasar kosong, dan bahan makanan langka. Dapur amal jadi satu-satunya tempat bertahan hidup, tapi tak cukup untuk menjangkau semua mulut yang lapar. (REUTERS/Khamis Al-Rifi) 
Situasi diperparah dengan tidak adanya pasokan reguler makanan atau bantuan kemanusiaan yang memadai. (REUTERS/Khamis Al-Rifi) 
Mereka yang datang ke dapur umum datang bukan hanya dengan rasa lapar, tapi juga rasa takut tak akan kebagian. (REUTERS/Mahmoud Issa) 
Kelaparan kini menjadi wajah sehari-hari di Gaza. Di balik desakan panci dan jeritan meminta makan, tersimpan krisis kemanusiaan yang dibiarkan membusuk di bawah blokade, serangan, dan kegagalan dunia untuk bertindak cepat.  (REUTERS/Dawoud Abu Alkas)