Sejumlah warga mengikuti kegiatan Bersaling Silang di kawasan Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu (19/7/2025). Dalam suasana yang hangat dan penuh warna, puluhan peserta dari berbagai kalangan tampak antusias menyusuri rak-rak sederhana berisi deretan pakaian bekas layak pakai.
Mereka bukan sedang berbelanja di pusat perbelanjaan, melainkan tengah mengikuti sebuah gerakan sosial bertajuk Bersaling Silang sebuah inisiatif bertukar baju yang dirancang sebagai bagian dari edukasi gaya hidup berkelanjutan dan ekonomi sirkular.
Digelar di kawasan Taman Ismail Marzuki, kegiatan Bersaling Silang ini mengundang peserta untuk mendaftar secara daring dan membawa maksimal lima helai pakaian bekas yang masih dalam kondisi baik. Setibanya di lokasi, pakaian-pakaian tersebut dipajang layaknya butik mini, bercampur dengan pakaian dari peserta lain. Setiap peserta kemudian diberikan kesempatan untuk memilih maksimal tiga item pakaian yang mereka sukai dan butuhkan.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, limbah tekstil menjadi salah satu penyumbang signifikan dalam timbunan sampah rumah tangga di Indonesia.
Fenomena ini membuat konsumsi pakaian meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir. Hal inilah yang mendorong para penggagas Bersaling Silang ntuk menghadirkan alternatif gaya hidup yang lebih ramah lingkungan dan berkeadilan sosial.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang bertukar pakaian, tetapi juga menjadi ruang bertukar cerita. Banyak peserta yang menuliskan kisah singkat di label baju yang mereka bawa tentang kenangan di balik kemeja pertama saat wawancara kerja, atau gaun favorit saat pesta perpisahan sekolah. Hal ini menjadikan setiap pakaian punya nilai emosional yang lebih, bukan sekadar barang bekas tanpa arti.
Panitia pun tak lupa mengkurasi pakaian yang masuk. Setiap baju diperiksa untuk memastikan tidak rusak, tidak berjamur, dan masih layak pakai. Pakaian yang tidak lolos seleksi akan disalurkan ke bank sampah kreatif atau diolah kembali menjadi kain perca, tas daur ulang, dan barang fungsional lainnya. Hal ini menjadi bagian dari komitmen panitia untuk menjalankan prinsip ekonomi sirkular, di mana tak ada limbah yang benar-benar terbuang.
Melalui kegiatan seperti ini, harapannya kesadaran publik terhadap konsumsi berkelanjutan semakin meningkat. Karena pada akhirnya, gaya hidup ramah lingkungan bukan hanya soal tren, melainkan langkah konkret untuk masa depan bumi yang lebih baik.
Dalam setiap helai baju yang berpindah tangan, tersimpan harapan baru dan langkah kecil menuju perubahan besar.
Bersaling Silang bukan sekadar ajang bertukar pakaian, tapi ajakan untuk lebih peduli pada bumi, sesama, dan gaya hidup yang lebih bijak. Di tengah dunia yang terus mengejar hal baru, kegiatan ini mengingatkan kita bahwa seringkali yang kita butuhkan bukanlah lebih banyak, tapi lebih sadar. Sebab bumi tak butuh orang sempurna, ia hanya butuh lebih banyak orang yang mau mencoba berubah, walau satu baju dalam satu langkah.