Dari Bengkel ke Langit: Kisah Albi dan Pasukan Parrotnya

Siapa sangka, seorang mantan mekanik motor bisa jadi pelatih burung macaw yang sukses. Albi Albar Ramli, pria kelahiran 1992, membuktikan bahwa hidup bisa berputar drastis asal dijalani dengan niat dan konsistensi.
Padahal dulunya, melihat ayam saja Albi bisa geli setengah mati. Tapi kini, ia mengasuh dan melatih 16 ekor burung macaw berbagai jenis dengan penuh percaya diri dan kebanggaan.
Kisah Albi bermula dari dunia otomotif. Sebagai mantan mekanik motor, hidupnya tak jauh-jauh dari oli dan baut.
Perjalanan Albi di dunia perburungan dimulai tahun 2016. Ia pertama kali membeli burung betet murah hanya untuk coba-coba. Tapi dari sanalah semua berubah.
Dari betet, ia belajar dasar-dasar pelatihan burung. Lalu berkembang ke patagonian dan valeg. Baru pada 2019, Albi mulai menyentuh kelas berat: burung macaw. Jenis-jenis seperti blue and gold macaw, green wing, scarlet, milna, hingga shamrock, shamlet, dan ferde kini jadi koleksi harian yang dilatihnya.
Burung-burung asuhan Albi tak cuma jinak dan cantik, tapi juga kompetitif.
Mereka sering ikut lomba dengan berbagai kategori seperti obedience (3 menit), solo performance (15 menit), aksi berkelompok alias flock (lebih dari 10 menit), bahkan long duration selama berjam-jam.
Salah satu burungnya, Chika, baru saja membawa pulang gelar juara dari kompetisi lokal.
Albi tak bekerja sendiri. Ia dibantu dua asistennya, Satria dan Rizky Setiawan.
Mereka aktif di komunitas Free Fly Depok (FFD), komunitas yang menaungi 51 anggota penggemar burung bebas terlatih.
Buat Albi, ini bukan sekadar pekerjaan. Ini tentang mencari kebahagiaan, membangun hubungan dengan makhluk hidup, dan tentu saja, mencari rezeki. Filosofinya sederhana: “Jalanin dulu aja.” Dan siapa sangka, jalan sederhana itu membawanya terbang tinggi bersama burung-burungnya.