Suasana tidak biasa tampak di kawasan Pintu Air Banjir Kanal Timur (BKT) Marunda, Jakarta Utara, Senin (23/6/2025). Sungai di wilayah tersebut dipenuhi busa tebal sejak pukul 07.00 WIB.
Fenomena busa limbah yang memenuhi permukaan air ini kembali menjadi sorotan publik. Pemandangan seperti ini terakhir terjadi beberapa waktu lalu, namun kini muncul lagi dengan volume yang lebih masif.
Busa putih tampak mengambang tebal di atas permukaan air, menyerupai tumpukan salju. Meski tampak unik, kondisi ini menyimpan ancaman serius bagi lingkungan dan kesehatan warga.
Dari pantauan di lokasi, busa-busa tersebut menumpuk di sekitar pintu air dan terbawa arus dari arah hulu. Bau menyengat yang tercium kuat dari aliran air menandakan adanya pencemaran zat kimia.
Beberapa warga yang beraktivitas di sekitar bantaran BKT mengaku khawatir. Mereka menyebut kondisi ini bisa membahayakan kesehatan dan merusak ekosistem sungai dalam jangka panjang.
Ini bukan kali pertama busa limbah muncul di wilayah BKT. Namun, warga menilai kali ini volumenya jauh lebih besar dibanding sebelumnya.
Banyak yang menduga sumber pencemaran berasal dari aktivitas industri di sepanjang aliran Kali Sunter dan Kali Cakung, yang bermuara ke BKT Marunda. Air limbah dari kawasan tersebut ditengarai mengandung zat kimia berbahaya.
Diduga, limbah dari deterjen, bahan kimia industri, hingga rumah tangga tanpa pengolahan mencemari sungai. Zat-zat ini dapat menimbulkan reaksi kimia yang menghasilkan busa dalam jumlah besar.
Peristiwa ini semakin mempertegas krisis lingkungan yang terus menghantui wilayah pesisir utara Jakarta. Warga menilai pengawasan terhadap aktivitas pembuangan limbah masih sangat lemah.
Mereka berharap kejadian ini tak sekadar jadi sorotan sesaat. Pemerintah pusat dan daerah didesak segera mengambil langkah konkret untuk memperketat pengawasan dan menindak pelaku pencemaran agar kasus serupa tak terus terulang.