Di tengah hiruk pikuk pelabuhan dan padatnya pemukiman Tanjung Priok, Jakarta Utara, hadir secercah harapan bagi keluarga kurang mampu melalui Taman Anak Sejahtera (TAS) Arutala. Tempat penitipan anak ini hadir sebagai solusi konkret untuk membantu orang tua pekerja harian yang kerap kesulitan mendapatkan pengasuhan anak yang layak.
TAS Arutala yang berlokasi di kawasan Kebon Bawang, Jakarta Utara, menawarkan layanan penitipan anak usia 1 hingga 5 tahun secara gratis. Fasilitas ini dibuka khusus bagi keluarga berpenghasilan rendah dengan proses seleksi berbasis data warga agar tepat sasaran.
Banyak orang tua di kawasan ini bekerja di sektor informal, seperti buruh pelabuhan, pedagang kaki lima, atau pekerja lepas. Profesi yang menuntut waktu panjang seringkali membuat anak-anak mereka harus ditinggal sendiri atau ikut ke jalanan.
TAS Arutala hadir menjawab kegelisahan itu. Tempat ini tidak hanya menjadi lokasi penitipan, tetapi juga pusat pertumbuhan dan pengasuhan anak yang berkualitas. Setiap anak mendapatkan makanan bergizi, tidur siang, dan kegiatan bermain yang edukatif.
Fasilitas di TAS Arutala terbilang lengkap. Anak-anak diberi tiga kali makan utama dan dua kali camilan setiap hari. Selain itu, ruangannya bersih, aman, dan dilengkapi pengawasan CCTV serta pengasuh terlatih dalam tumbuh kembang anak.
Setiap hari sekitar 25 anak dititipkan di sini. Mereka mendapat stimulasi sesuai usia melalui cerita, lagu, permainan motorik, dan kegiatan pembelajaran dasar yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan sosial dan kognitif sejak dini.
TAS Arutala merupakan program milik Pemprov DKI Jakarta di bawah naungan Panti Balita Tunas Bangsa. Program ini tidak hanya membantu anak-anak, tetapi juga memberdayakan para orang tua dengan pelatihan pengasuhan, gizi, dan keuangan keluarga.
Bagi para pekerja harian, kehadiran TAS Arutala membawa perubahan besar. Mereka kini bisa bekerja dengan tenang karena anak-anak diasuh di lingkungan yang sehat dan aman, jauh dari risiko ditinggal di tempat yang tidak layak.
Meskipun baru memiliki satu unit aktif di Tanjung Priok, Pemprov DKI memiliki rencana jangka panjang untuk memperluas model ini ke wilayah padat dan rentan lainnya di Jakarta, seiring dengan komitmen memperkuat layanan perlindungan anak di perkotaan.
TAS Arutala membuktikan bahwa intervensi sosial yang sederhana namun tepat sasaran dapat membawa dampak besar. Di tengah tantangan ketimpangan layanan pendidikan dan pengasuhan anak, tempat ini menjadi simbol nyata bahwa kehadiran negara bisa memberi ruang tumbuh yang lebih adil dan manusiawi.