Aksi Masyarakat Adat di Brasil Protes Lambatnya Penanganan Krisis Iklim

Organisasi-organisasi adat menenggelamkan potongan-potongan wajah raksasa para pemimpin G20 di Teluk Botafogo, di Rio de Janeiro. Aksi ini untuk memprotes apa yang mereka sebut sebagai kelambanan global dalam upaya menghentikan perubahan iklim.
Sambil memegang spanduk bertuliskan 'Kami adalah jawabannya', perwakilan para demonstran mendesak para pemimpin ekonomi terbesar di dunia untuk mendengarkan mereka guna menemukan cara untuk melawan pemanasan global dan memangkas emisi CO2.
Para demonstran juga menuntut penetapan batas wilayah adat secara hukum di Brasil.
KTT G20 di Rio de Janeiro pada hari Senin dan Selasa minggu depan diadakan saat perundingan iklim COP29 Perserikatan Bangsa-Bangsa memasuki minggu kedua, dengan para negosiator memperdebatkan tujuan baru tentang berapa banyak uang yang akan dikeluarkan negara-negara kaya untuk menghadapi perubahan iklim. Pejabat PBB dan delegasi lain di Baku menyampaikan harapan bahwa pesan yang kuat dari para pemimpin G20 dapat membantu memberikan momentum politik bagi kesepakatan COP29 mengenai pendanaan iklim.
Namun, empat diplomat yang terlibat dalam pembicaraan di Rio mengatakan bahwa mereka berada dalam kebuntuan yang sudah biasa: negara-negara maju ingin beberapa negara berkembang yang lebih kaya untuk memberikan kontribusi pendanaan guna mengatasi pemanasan global, tetapi negara-negara berkembang mengatakan bahwa negara-negara terkaya yang harus menanggung biayanya. Kesepakatan global akan semakin sulit dengan kembalinya presiden terpilih AS Donald Trump, yang bersiap untuk menarik AS dari kesepakatan iklim Paris.
Organisasi-organisasi adat menenggelamkan potongan-potongan wajah raksasa para pemimpin G20 di Teluk Botafogo, di Rio de Janeiro. Aksi ini untuk memprotes apa yang mereka sebut sebagai kelambanan global dalam upaya menghentikan perubahan iklim.
Sambil memegang spanduk bertuliskan Kami adalah jawabannya, perwakilan para demonstran mendesak para pemimpin ekonomi terbesar di dunia untuk mendengarkan mereka guna menemukan cara untuk melawan pemanasan global dan memangkas emisi CO2.
Para demonstran juga menuntut penetapan batas wilayah adat secara hukum di Brasil.
KTT G20 di Rio de Janeiro pada hari Senin dan Selasa minggu depan diadakan saat perundingan iklim COP29 Perserikatan Bangsa-Bangsa memasuki minggu kedua, dengan para negosiator memperdebatkan tujuan baru tentang berapa banyak uang yang akan dikeluarkan negara-negara kaya untuk menghadapi perubahan iklim. Pejabat PBB dan delegasi lain di Baku menyampaikan harapan bahwa pesan yang kuat dari para pemimpin G20 dapat membantu memberikan momentum politik bagi kesepakatan COP29 mengenai pendanaan iklim.
Namun, empat diplomat yang terlibat dalam pembicaraan di Rio mengatakan bahwa mereka berada dalam kebuntuan yang sudah biasa: negara-negara maju ingin beberapa negara berkembang yang lebih kaya untuk memberikan kontribusi pendanaan guna mengatasi pemanasan global, tetapi negara-negara berkembang mengatakan bahwa negara-negara terkaya yang harus menanggung biayanya. Kesepakatan global akan semakin sulit dengan kembalinya presiden terpilih AS Donald Trump, yang bersiap untuk menarik AS dari kesepakatan iklim Paris.