Khidmat Umat Hindu dalam Persembahyangan Galungan

Sejumlah umat Hindu mengikuti persembahyangan di sejumlah pura di Indonesia, Rabu (25/9/2024). (ANTARA FOTO/Auliya Rahman)
Umat Hindu menggelar persembahyangan untuk merayakan Hari Raya Galungan. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)
Hari Raya Galungan merupakan hari kemenangan (Dharma) atas kejahatan (Adharma). (ANTARA FOTO/Auliya Rahman)
Hari Raya Galungan dirayakan oleh umat Hindu setiap enam bulan Bali (210 hari), tepatnya pada hari Buddha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan). (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)
Hari Raya Galungan juga merupakan hari di mana umat Hindu memperingati terciptanya alam semesta beserta seluruh isinya. (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)
Dalam perayaan Galungan, umat Hindu melakukan ibadah dan rangkaian prosesi ritual, misalnya melaksanakan penyucian diri secara lahir dan batin, lalu memberikan sesajen kepada Sang Hyang Widhi, guna meminta keselamatan. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)
Saat Galungan, satu persatu para pemadek (orang yang akan bersembahyang) diperciki dengan air suci tirta pengiling. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)
Sejumlah umat Hindu mengikuti persembahyangan di sejumlah pura di Indonesia, Rabu (25/9/2024). (ANTARA FOTO/Auliya Rahman)
Umat Hindu menggelar persembahyangan untuk merayakan Hari Raya Galungan. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)
Hari Raya Galungan merupakan hari kemenangan (Dharma) atas kejahatan (Adharma). (ANTARA FOTO/Auliya Rahman)
Hari Raya Galungan dirayakan oleh umat Hindu setiap enam bulan Bali (210 hari), tepatnya pada hari Buddha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan). (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)
Hari Raya Galungan juga merupakan hari di mana umat Hindu memperingati terciptanya alam semesta beserta seluruh isinya. (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)
Dalam perayaan Galungan, umat Hindu melakukan ibadah dan rangkaian prosesi ritual, misalnya melaksanakan penyucian diri secara lahir dan batin, lalu memberikan sesajen kepada Sang Hyang Widhi, guna meminta keselamatan. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)
Saat Galungan, satu persatu para pemadek (orang yang akan bersembahyang) diperciki dengan air suci tirta pengiling. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)