Ekonom peraih Nobel Perdamaian Bangladesh, Muhammad Yunus, dilantik sebagai kepala pemerintahan sementara negara itu pada hari Kamis (8/8), tiga hari setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina dipaksa mengundurkan diri dan meninggalkan negara itu menyusul protes yang disertai kekerasan.
Yunus, 84 tahun, direkomendasikan untuk jabatan itu oleh para mahasiswa pengunjuk rasa dan kembali ke Dhaka pada hari Kamis pagi dari Paris, tempat ia menjalani perawatan medis.
Dikenal sebagai "bankir bagi kaum miskin", Yunus adalah pelopor gerakan kredit mikro global. Grameen Bank yang didirikannya memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian 2006 karena membantu mengangkat jutaan orang dari kemiskinan, dengan memberikan pinjaman kecil kepada kaum miskin pedesaan yang terlalu miskin untuk mendapatkan perhatian dari bank-bank tradisional.
Yunus akan menjadi penasihat utama dalam pemerintahan sementara yang bertugas menyelenggarakan pemilihan umum baru di negara Asia Selatan berpenduduk 170 juta orang itu.
Gerakan yang dipimpin mahasiswa yang menggulingkan Hasina muncul dari protes terhadap kuota pekerjaan pemerintah yang meningkat pada bulan Juli, yang memicu tindakan keras yang mengundang kritik global, meskipun pemerintah membantah telah menggunakan kekerasan yang berlebihan. Protes tersebut juga dipicu oleh kondisi ekonomi yang sulit dan perasaan penindasan politik di negara tersebut.