Direktur kantor media pemerintah yang dikelola Hamas, Ismail Al-Thawabta mengatakan, serangan Israel pada Sabtu (22/6) terhadap rumah-rumah di kamp pengungsi Al-Shati, salah satu dari delapan kamp pengungsi bersejarah di Jalur Gaza, menewaskan 24 orang.
Militer Israel mengeluarkan pernyataan singkat yang mengatakan: "Beberapa saat yang lalu, jet tempur IDF menyerang dua lokasi infrastruktur militer Hamas di wilayah Kota Gaza."
Hamas tidak mengomentari klaim Israel bahwa mereka telah menghancurkan infrastruktur militernya. Mereka mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan tersebut menargetkan penduduk sipil dan berjanji dalam sebuah pernyataan bahwa “pendudukan dan para pemimpin Nazi akan membayar harga atas pelanggaran mereka terhadap rakyat kami.”
Rekaman yang diperoleh Reuters menunjukkan puluhan warga Palestina bergegas mencari korban di tengah rumah-rumah yang hancur. Rekaman itu menunjukkan rumah-rumah yang hancur, tembok-tembok yang hancur, dan puing-puing serta debu memenuhi jalan di kamp pengungsi Shati.
Operasi darat dan udara Israel di Gaza dipicu ketika militan pimpinan Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut penghitungan Israel. Serangan tersebut telah menghancurkan Gaza, menewaskan lebih dari 37.400 orang, 101 di antaranya tewas dalam 24 jam terakhir, menurut otoritas kesehatan Palestina, dan menyebabkan hampir seluruh penduduk kehilangan tempat tinggal dan kemiskinan.