Focus Group Discussion (FGD) dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat di Cape Town seperti anggota parlemen Afrika Selatan, hakim, pelaku seni dan industri film, GM dan wartawan Voice of the Cape, akademisi, tokoh agama dan kalangan pengusaha. Di sela-sela acara, ditampilkan paduan suara Islami masyarakat Cape Town yang merupakan salah satu tradisi budaya yang sangat tua.
Selain KJRI Cape Town, FGD diikuti oleh Delegasi Badan Pengkajian MPR RI yang tengah berkunjung ke Cape Town untuk pertemuan dengan mitra Cape Town Afsel dan peninjauan pelaksanaan pemilu pada 29 Maret 2024.
Diskusi sosial budaya sengaja diselenggarakan di Castle of Good Hope. Situs ini dibangun tahun 1666-1679 dan merupakan bangunan kolonial tertua di Cape Town. Castle of Good Hope banyak merekam jejak sejarah perjuangan bangsa Afrika Selatan melawan kolonialisme dan keterkaitan sejarah sosial - budaya dengan Indonesia.
Mengawali FGD, Konsul Jenderal RI Cape Town Tudiono menyoroti kedekatan sejarah dan budaya Indonesia dan Afrika Selatan. Di tahun 1694, pejuang dan ulama besar nusantara asal Gowa, Syekh Yusuf Al Makassari diasingkan ke Cape Town dan memperkenalkan agama Islam di Afrika Selatan. Atas jasanya, beliau dianugrahi the Order of the Companions of OR Tambo in Gold oleh Presiden Afrika Selatan Oliver Reginald Thambo pada 2005.
Senada dengan hal tersebut, Mr. Ighsaan Higgins seorang Presenter senior Voice of the Cape, Owner dan Kurator Cape Heritage Museum, menggarisbawahi bahwa leluhur orang Afrika Selatan banyak berasal dari Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Lebih lanjut ditekankan peran penting Islam yang dibawa pejuang dan ulama Indonesia dalam melawan kolonialisme. Dia memandang pentingnya dikembangkan kerja sama kedua negara di bidang seni, budaya, musik, dan film.
Pada kesempatan itu, Konjen RI menyampaikan bahwa KJRI Cape Town pada 9 November 2024 akan menyelenggarakan Pasar Rakyat (Indonesian Folk Market/IFM) yang dirangkai dengan Festival Film Indonesia pada tanggal 10 dan 11 November.