Akibat Serangan Darat Israel, PBB Sebut 80 Ribu Orang Meninggalkan Rafah

Sebuah keluarga mengungsi akibat serangan darat Israel di Rafah, Gaza, 9 Mei 2024.
Dilansir AFP Jumat (10/5/2024), PBB mengatakan sekitar 80 ribu orang telah meninggalkan Rafah dalam tiga hari. Terhitung sejak Israel mengintensifkan operasi militer di kota Gaza selatan.
Seperti diketahui, Israel terus menggempur Rafah di selatan Jalur Gaza, Palestina. Gempuran dilakukan Israel meski sekutunya Amerika Serikat (AS) mengancam akan menghentikan pasokan senjata.
Israel diketahui menentang keberatan internasional dengan mengerahkan tank-tank militer dan melakukan "operasi terarah" di Rafah, yang merupakan kota perbatasan yang menghubungkan Jalur Gaza dengan Mesir.
Tel Aviv meyakini Rafah menjadi markas terakhir bagi batalion terakhir Hamas yang tersisa. Namun Rafah juga diketahui menjadi tempat perlindungan bagi lebih dari satu juta pengungsi Palestina yang menghindari rentetan serangan Israel.
Sebuah keluarga mengungsi akibat serangan darat Israel di Rafah, Gaza, 9 Mei 2024.
Dilansir AFP Jumat (10/5/2024), PBB mengatakan sekitar 80 ribu orang telah meninggalkan Rafah dalam tiga hari. Terhitung sejak Israel mengintensifkan operasi militer di kota Gaza selatan.
Seperti diketahui, Israel terus menggempur Rafah di selatan Jalur Gaza, Palestina. Gempuran dilakukan Israel meski sekutunya Amerika Serikat (AS) mengancam akan menghentikan pasokan senjata.
Israel diketahui menentang keberatan internasional dengan mengerahkan tank-tank militer dan melakukan operasi terarah di Rafah, yang merupakan kota perbatasan yang menghubungkan Jalur Gaza dengan Mesir.
Tel Aviv meyakini Rafah menjadi markas terakhir bagi batalion terakhir Hamas yang tersisa. Namun Rafah juga diketahui menjadi tempat perlindungan bagi lebih dari satu juta pengungsi Palestina yang menghindari rentetan serangan Israel.