Ngeri! 10 Negara Ini Berisiko Lenyap dari Peta Dunia

Pertama, ada Maladewa. Negara kepulauan yang terkenal karena keindahannya ini merupakan negara dengan ketinggian rata-rata terendah di dunia, hanya 1,5 meter di atas permukaan laut. Kenaikan permukaan laut akibat pemanasan global menjadi ancaman utama bagi Maladewa. Menurut laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), permukaan laut diperkirakan akan naik sekitar 1 meter pada akhir abad ini. Jika hal ini terjadi, sebagian besar wilayah Maladewa akan tenggelam dan menghilang. Sergi Reboredo/VW Pics/Universal Images Group via Getty Images
Lanjut, ada Kiribati yang merupakan negara kepulauan di Samudara Pasifik, timur laut Australia. Sama seperti Maladewa, Kiribati juga sangat rentan terhadap kenaikan permukaan laut. Beberapa pulau di Kiribati bahkan sudah tenggelam atau terancam tenggelam dalam waktu dekat. Selain itu, Kiribati juga menghadapi masalah kekurangan air bersih, peningkatan suhu udara, dan penurunan hasil pertanian akibat perubahan iklim. Justin Mcmanus/The AGE/Fairfax Media via Getty Images
Tuvalu adalah negara kepulauan yang terletak di Samudra Pasifik, dekat dengan Kiribati. Negara ini memiliki luas wilayah sekitar 26 kilometer persegi, yang terdiri dari 9 pulau. Tuvalu juga memiliki ketinggian rata-rata yang sangat rendah, yaitu sekitar 1,8 meter di atas permukaan laut. Tuvalu juga mengalami ancaman yang sama dengan Maladewa dan Kiribati, yaitu kenaikan permukaan laut. Beberapa pulau di Tuvalu sudah mengalami erosi pantai, banjir, dan intrusi air laut yang merusak tanah dan air tawar. Mario Tama/Getty Images
Vanuatu adalah negara kepulauan yang terletak di Samudra Pasifik, timur Australia. Negara ini memiliki luas wilayah sekitar 12 ribu kilometer persegi, yang terdiri dari 83 pulau. Vanuatu memiliki ketinggian rata-rata sekitar 300 meter di atas permukaan laut, tetapi sebagian besar penduduknya tinggal di daerah pesisir. Vanuatu merupakan negara yang paling sering terkena bencana alam di dunia, menurut Indeks Risiko Bencana Dunia 2016. Negara ini sering mengalami gempa bumi, letusan gunung berapi, siklon tropis, banjir, dan tanah longsor. Perubahan iklim memperparah situasi ini dengan meningkatkan frekuensi dan intensitas bencana alam. Selain itu, perubahan iklim juga berdampak pada kesehatan, keamanan pangan, dan pariwisata di Vanuatu. Matt Blyth/Getty Images
Kemudian, ada Bangladesh. Bangladesh adalah negara yang terletak di Asia Selatan, berbatasan dengan India dan Myanmar. Bangladesh juga merupakan negara yang sangat rawan terhadap perubahan iklim, karena sebagian besar wilayahnya berada di dataran rendah dan delta sungai. Kenaikan permukaan laut, banjir, kekeringan, dan badai siklon adalah beberapa ancaman yang dihadapi oleh Bangladesh akibat perubahan iklim. Diperkirakan sekitar 20 juta orang di Bangladesh akan kehilangan rumah mereka akibat kenaikan permukaan laut pada tahun 2050. Kazi Salahuddin Razu/NurPhoto via Getty Images
Selanjutnya, ada Chad. Chad adalah negara yang terletak di Afrika Tengah, berbatasan dengan Libya, Sudan, Republik Afrika Tengah, Kamerun, Nigeria, dan Niger. Negara ini memiliki luas wilayah sekitar 1,3 juta kilometer persegi, dengan jumlah penduduk sekitar 16 juta jiwa. Chad merupakan negara yang sangat miskin, dengan indeks pembangunan manusia (IPM) peringkat 187 dari 189 negara. Chad juga merupakan negara yang sangat terdampak oleh perubahan iklim, karena sebagian besar wilayahnya berupa gurun dan semi-gurun. Salah satu dampak terbesar dari perubahan iklim adalah menyusutnya Danau Chad, yang merupakan sumber air, makanan, dan mata pencaharian bagi jutaan orang di Chad dan negara-negara tetangganya. REUTERS/ZOHRA BENSEMRA
Haiti juga merupakan negara yang sangat rentan terhadap perubahan iklim, karena sebagian besar wilayahnya berada di jalur badai Atlantik. Haiti sering mengalami bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir, dan badai tropis. Salah satu bencana alam terparah yang menimpa Haiti adalah gempa bumi tahun 2010 yang menewaskan lebih dari 200 ribu orang dan menghancurkan infrastruktur negara. Selain itu, perubahan iklim juga berdampak pada degradasi lingkungan, kerusakan pertanian, dan penyebaran penyakit di Haiti. Mass Communication Specialist 2nd Class JBryan Weyers/U.S. Navy via Getty Images
Sudan juga merupakan negara yang sangat terpengaruh oleh perubahan iklim, karena sebagian besar wilayahnya berupa gurun dan semi-gurun. Salah satu dampak terbesar dari perubahan iklim adalah menurunnya curah hujan, yang menyebabkan kekeringan, kelaparan, dan konflik sumber daya. Selain itu, perubahan iklim juga menyebabkan banjir, penyebaran penyakit, dan pengungsi lingkungan di Sudan. Universal Images Group via Getty Images
Saat ini, pihak berwenang Kiribati sangat prihatin dengan naiknya permukaan laut yang perlahan-lahan menenggelamkan pantai negara dan memaksa orang untuk pindah. Negara ini memiliki ketinggian rata-rata hanya tiga meter di atas permukaan laut dan sudah kehilangan desa-desanya karena permukaan laut yang naik. Tim Graham/Getty Images
Terakhir ada Kepulauan Solomon. Kepulauan Solomon adalah rantai luas 990 pulau yang tersebar di kepulauan Solomon dan Santa Cruz di Samudra Hindia. Enam pulau telah tenggelam di bawah permukaan, dengan lebih banyak lagi yang mengikuti. Meskipun demikian, populasi Kepulauan Solomon terus meningkat selama bertahun-tahun menjadi hampir 728.000 penduduk pada hari ini. Pihak berwenang khawatir dengan negara yang menghilang dan masa depan penduduknya, karena tampaknya pemanasan global akan secara serius menghambat kelangsungan hidup mereka hanya dalam beberapa dekade mendatang. Andy Hall/Australian Defense Force/Getty Images
Pertama, ada Maladewa. Negara kepulauan yang terkenal karena keindahannya ini merupakan negara dengan ketinggian rata-rata terendah di dunia, hanya 1,5 meter di atas permukaan laut. Kenaikan permukaan laut akibat pemanasan global menjadi ancaman utama bagi Maladewa. Menurut laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), permukaan laut diperkirakan akan naik sekitar 1 meter pada akhir abad ini. Jika hal ini terjadi, sebagian besar wilayah Maladewa akan tenggelam dan menghilang. Sergi Reboredo/VW Pics/Universal Images Group via Getty Images
Lanjut, ada Kiribati yang merupakan negara kepulauan di Samudara Pasifik, timur laut Australia. Sama seperti Maladewa, Kiribati juga sangat rentan terhadap kenaikan permukaan laut. Beberapa pulau di Kiribati bahkan sudah tenggelam atau terancam tenggelam dalam waktu dekat. Selain itu, Kiribati juga menghadapi masalah kekurangan air bersih, peningkatan suhu udara, dan penurunan hasil pertanian akibat perubahan iklim. Justin Mcmanus/The AGE/Fairfax Media via Getty Images
Tuvalu adalah negara kepulauan yang terletak di Samudra Pasifik, dekat dengan Kiribati. Negara ini memiliki luas wilayah sekitar 26 kilometer persegi, yang terdiri dari 9 pulau. Tuvalu juga memiliki ketinggian rata-rata yang sangat rendah, yaitu sekitar 1,8 meter di atas permukaan laut. Tuvalu juga mengalami ancaman yang sama dengan Maladewa dan Kiribati, yaitu kenaikan permukaan laut. Beberapa pulau di Tuvalu sudah mengalami erosi pantai, banjir, dan intrusi air laut yang merusak tanah dan air tawar. Mario Tama/Getty Images
Vanuatu adalah negara kepulauan yang terletak di Samudra Pasifik, timur Australia. Negara ini memiliki luas wilayah sekitar 12 ribu kilometer persegi, yang terdiri dari 83 pulau. Vanuatu memiliki ketinggian rata-rata sekitar 300 meter di atas permukaan laut, tetapi sebagian besar penduduknya tinggal di daerah pesisir. Vanuatu merupakan negara yang paling sering terkena bencana alam di dunia, menurut Indeks Risiko Bencana Dunia 2016. Negara ini sering mengalami gempa bumi, letusan gunung berapi, siklon tropis, banjir, dan tanah longsor. Perubahan iklim memperparah situasi ini dengan meningkatkan frekuensi dan intensitas bencana alam. Selain itu, perubahan iklim juga berdampak pada kesehatan, keamanan pangan, dan pariwisata di Vanuatu. Matt Blyth/Getty Images
Kemudian, ada Bangladesh. Bangladesh adalah negara yang terletak di Asia Selatan, berbatasan dengan India dan Myanmar. Bangladesh juga merupakan negara yang sangat rawan terhadap perubahan iklim, karena sebagian besar wilayahnya berada di dataran rendah dan delta sungai. Kenaikan permukaan laut, banjir, kekeringan, dan badai siklon adalah beberapa ancaman yang dihadapi oleh Bangladesh akibat perubahan iklim. Diperkirakan sekitar 20 juta orang di Bangladesh akan kehilangan rumah mereka akibat kenaikan permukaan laut pada tahun 2050. Kazi Salahuddin Razu/NurPhoto via Getty Images
Selanjutnya, ada Chad. Chad adalah negara yang terletak di Afrika Tengah, berbatasan dengan Libya, Sudan, Republik Afrika Tengah, Kamerun, Nigeria, dan Niger. Negara ini memiliki luas wilayah sekitar 1,3 juta kilometer persegi, dengan jumlah penduduk sekitar 16 juta jiwa. Chad merupakan negara yang sangat miskin, dengan indeks pembangunan manusia (IPM) peringkat 187 dari 189 negara. Chad juga merupakan negara yang sangat terdampak oleh perubahan iklim, karena sebagian besar wilayahnya berupa gurun dan semi-gurun. Salah satu dampak terbesar dari perubahan iklim adalah menyusutnya Danau Chad, yang merupakan sumber air, makanan, dan mata pencaharian bagi jutaan orang di Chad dan negara-negara tetangganya. REUTERS/ZOHRA BENSEMRA
Haiti juga merupakan negara yang sangat rentan terhadap perubahan iklim, karena sebagian besar wilayahnya berada di jalur badai Atlantik. Haiti sering mengalami bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir, dan badai tropis. Salah satu bencana alam terparah yang menimpa Haiti adalah gempa bumi tahun 2010 yang menewaskan lebih dari 200 ribu orang dan menghancurkan infrastruktur negara. Selain itu, perubahan iklim juga berdampak pada degradasi lingkungan, kerusakan pertanian, dan penyebaran penyakit di Haiti. Mass Communication Specialist 2nd Class JBryan Weyers/U.S. Navy via Getty Images
Sudan juga merupakan negara yang sangat terpengaruh oleh perubahan iklim, karena sebagian besar wilayahnya berupa gurun dan semi-gurun. Salah satu dampak terbesar dari perubahan iklim adalah menurunnya curah hujan, yang menyebabkan kekeringan, kelaparan, dan konflik sumber daya. Selain itu, perubahan iklim juga menyebabkan banjir, penyebaran penyakit, dan pengungsi lingkungan di Sudan. Universal Images Group via Getty Images
Saat ini, pihak berwenang Kiribati sangat prihatin dengan naiknya permukaan laut yang perlahan-lahan menenggelamkan pantai negara dan memaksa orang untuk pindah. Negara ini memiliki ketinggian rata-rata hanya tiga meter di atas permukaan laut dan sudah kehilangan desa-desanya karena permukaan laut yang naik. Tim Graham/Getty Images
Terakhir ada Kepulauan Solomon. Kepulauan Solomon adalah rantai luas 990 pulau yang tersebar di kepulauan Solomon dan Santa Cruz di Samudra Hindia. Enam pulau telah tenggelam di bawah permukaan, dengan lebih banyak lagi yang mengikuti. Meskipun demikian, populasi Kepulauan Solomon terus meningkat selama bertahun-tahun menjadi hampir 728.000 penduduk pada hari ini. Pihak berwenang khawatir dengan negara yang menghilang dan masa depan penduduknya, karena tampaknya pemanasan global akan secara serius menghambat kelangsungan hidup mereka hanya dalam beberapa dekade mendatang. Andy Hall/Australian Defense Force/Getty Images