Warga Palestina menyambut datangnya bulan suci Ramadan dalam suasana suram, terutama di Jalur Gaza yang terus dilanda perang antara Israel dan Hamas yang kini berpotensi memicu bencana kelaparan. Situasi semakin memburuk dengan perundingan membahas gencatan senjata di Jalur Gaza terhenti sementara. Reuters
Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (11/3/2024), harapan untuk gencatan senjata, yang memungkinkan Ramadan dijalani dengan penuh kedamaian, tampaknya berujung kekecewaan, dengan perundingan yang berlangsung di Kairo, Mesir, terhambat. Reuters
Dalam kondisi seperti itu, warga Gaza menghadapi bulan suci Ramadan di mana mereka akan menahan diri dari makan dan minum dari fajar hingga senja selama sebulan lamanya. Situasi serupa telah mereka jalani selama perang berkecamuk sejak Oktober tahun lalu, atau selama lima bulan terakhir. Reuters
Kisah pilu terlihat saat warga Gaza menggelar salat Tarawih pertama Ramadan tahun ini di sekitar reruntuhan masjid Farouk, Rafah, Gaza Selatan. Masjid tersebut merupakan salah satu masjid yang hancur akibat serangan Israel. AP Photo
Salah satu pedagang di pasar Deir el-Balah, Atia Harb, bercerita betapa menyedihkannya Ramadan tahun ini. Harb yang mengungsi bersama 11 orang keluarganya mengatakan suara bom dan ambulans terdengar tanpa henti saat Ramadan. Reuters
Dilansir AFP, banyak warga Gaza yang terus mencari korban selamat dan jenazah di antara puing-puing rumah yang hancur saat Ramadan telah tiba. Reuters
PBB telah melaporkan kesulitan dalam mengakses Gaza utara untuk pengiriman makanan dan bantuan lainnya. Warga di seluruh wilayah Gaza juga semakin merasakan kekurangan bahan makanan selama bulan Ramadan. Reuters
Barang-barang di pasar dijual dengan harga tinggi karena langka. Pertempuran juga berkecamuk di seluruh Gaza, bahkan ketika Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan 'gencatan senjata' selama bulan suci Ramadan dan mengatakan dia 'terkejut dan marah karena konflik terus berlanjut'. Guterres juga menyerukan penghapusan 'semua hambatan' dalam pengiriman bantuan. Pemerintah asing kini mencoba bantuan lewat udara dan laut. AP Photo
Dilansir Al Jazeera, Selasa (12/3/2024), kantor berita Wafa melaporkan pasukan Israel kembali menyerang warga Palestina yang menunggu truk bantuan di Bundaran Kuwait di selatan Kota Gaza. Lebih dari 20 orang yang terluka dalam serangan itu. Korban serangan telah dilarikan ke Kompleks Medis Shifa. Sebelumnya, Israel juga menyerang warga yang sedang berebut bantuan pada Kamis (29/2). Serangan itu menyebabkan 115 orang tewas dan 750 orang lainnya terluka. Reuters
Selain di Gaza, kisah pilu juga dialami warga Palestina yang hendak salat Tarawih di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem. Mereka dipukuli oleh polisi Israel saat hendak masuk ke Al-Aqsa. AP Photo
Ketua Asosiasi Cendekiawan Palestina yang juga ulama Palestina, Nawaf Takrouri, khawatir warga Gaza tak punya santapan untuk berbuka. Nawaf bercerita, biasanya, saat bulan Ramadan, masyarakat Gaza terbiasa melakukan kegiatan di masjid-masjid. Namun, pada Ramadan tahun ini, kegiatan seperti itu tak bisa dilakukan. Pasalnya, ribuan masjid yang ada di Gaza rusak total, ada pula yang rusak sebagian. Reuters
Ramadan juga biasa dilalui warga Gaza dengan berkumpul bersama keluarga. Tapi Ramadan tahun ini belum tentu bisa. Karena beberapa anggota keluarga ada yang sudah berguguran akibat serangan-serangan Israel. Reuters