Hanya sedikit warga Ekuador yang berkeliaran di jalanan saat situasi mencekam menyelimuti negara tersebut saat keadaan darurat berlangsung dan geng-geng kriminal menebar teror.
Sebagian besar ruas jalanan di kota-kota yang ada di negara itu sepi, dengan tentara-tentara bersenjata lengkap berjaga di setiap sudut.
Seperti dilansir AFP, Kamis (11/1/2024), situasi tegang dan mencekam menyelimuti Ekuador sejak Senin (8/1) waktu setempat setelah gembong narkoba dan gangster terkemuka Jose Adolfo Macias alias Fito kabur dari penjara. Fito merupakan pemimpin geng kriminal terbesar di Ekuador, Los Choneros.
Kaburnya Fito dan penetapan keadaan darurat memicu respons geng-geng kriminal setempat, yang menyulut kerusuhan di penjara-penjara, menyandera puluhan sipil penjara, menyerbu studio televisi dan melepas tembakan saat siaran langsung, memicu ledakan di tempat umum, dan menculik tujuh personel kepolisian.
Sedikitnya 14 orang dilaporkan tewas akibat rentetan tindak kekerasan yang marak di Ekuador sejak keadaan darurat diberlakukan.
Kerusuhan yang terjadi di Ekuador juga membuat Peru penetapkan keadaan darurat di perbatasan kedua negara.