Melihat Timur Tengah di Kampung Arab Condet

Di kawasan itu banyak sekali kita jumpai warga keturunan Arab yang tinggal di sekitar Condet. Mereka tinggal dan menetap hingga mencari rezeki di lokasi tersebut.
Warga keturunan Arab yang ada di kawasan itu merupakan para perantau dari berbagai daerah seperti Pekalongan, Solo, Tegal, Cirebon, Palembang, dll.
Sebagai informasi, nama Condet itu berasal dari bahasa Sunda, yakni paduan dari kata “ci” yang berarti anak sungai, dan “ondet” dari istilah ondeh-ondeh atau pohon buni. Riwayat Condet itu juga tergurat dalam sejarah kolonial, saat Nusantara dijajah Belanda. Termasuk wilayah Betawi alias Batavia atau yang kini dikenal sebagai Jakarta.
Tak heran, bisa memasuki kawasan Condet dari arah PGC, aroma parfum mulai terasa dan menusuk hidung. Puluhan toko parfum berjejer dan menyambut para masyarakat saat memasuki Jalan Raya Condet.
Seperti ini salah satunya. Pada perkembangannya, wilayah Condet ini menjadi tempat bermukim orang-orang keturunan Timur Tengah dan termasuk salah satu dari beberapa perkampungan Arab yang ada di Jakarta.
Dahulu kala, Condet dikenal sebagai daerah penghasilan beberapa jenis buah seperti duku, buni (atau wuni dalam istilah Jawa), dan terutama salak. Namun, kini Condet nyaris tidak menghasilkan buah lagi seiring dijualnya lahan-lahan milik warga asli kepada kaum pendatang.
Orang-orang keturunan Arab atau Timur Tengah yang saat ini tinggal di Condet dulunya berasal dari Pekojan, Jakarta Barat. Lantaran semakin padat, sebagian warga peranakan Arab yang semula menetap di Pekojan kemudian mencari daerah lain, salah satunya Condet.
Tak hanya dari Pekojan, orang-orang berdarah Timur Tengah yang menyerbu Condet juga datang dari daerah-daerah lain di Indonesia. Di Condet, mereka mendirikan berbagai macam usaha, termasuk membuka toko pakaian, minyak wangi, rumah makan Timur Tengah, agen haji dan umrah, juga banyak yang menjadi penyalur tenaga kerja.
Usaha jasa seperti itu berkembang cukup pesat di Condet, terbukti dengan banyaknya asrama untuk menampung tenaga kerja yang berasal dari berbagai daerah Indonesia sebelum disalurkan ke luar negeri.
Ada juga penjual poster-poster tokoh ulama. Pemilik agen poster dan stiker bergambar Habib atau para ulama yang berada di Condet itu merupakan perantau dari Palembang. Tokonya juga menjadi satu-satunya agen poster bergambar Habib yang ada di kawasan Condet sejak tahun 2000-an.
Ada juga yang menjual beragam makanan khas Timur Tengah seperti ini. Beberapa negara di Timur Tengah, seperti Arab Saudi, Yordania, Yaman, hingga Mesir di Afrika Utara, menjadi tujuan bagi para calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) itu, juga sejumlah negara tetangga seperti, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Tampak produk dari Tanah Suci juga menarik perhatian masyarakat yang melintasi kawasan itu. Salah satunya ada Toko Taks yang menjual berbagai macam oleh-oleh haji atau dari Madinah. Barang barangnya di impor langsung lewat agen langganan mereka. Item yang banyak dibeli itu kurma dan madu. Macam-macam kurma yang dijual seperti kurma mesir, kurma kalas dari emirat, kurma tunisia, dan kurma ajwa Madinah.
Ada juga terdapat makam para ulama besar Islam. Kompleks makam ini menjadi destinasi wisata religi yang menarik untuk dikunjungi. Mukhsin bin Salam Alatas, penjaga komplek makam Kramat Jati, mengatakan bahwa ada 10 makam habib dan 11 makam keturunannya di kompleks tersebut.
Masuk ke dalam, terdapat sebuah masjid dengan arsitektur gaya Belanda. Masjid yang memiliki dua lantai ini adalah Masjid Al-Hawi. Masjid ini merupakan masjid tertua yang ada di Jakarta Timur yang didirikan pada tahun 1926 oleh habib Muhammad bin Ahmad Alhaddad, kakek dari Mukhsin bin Muhammad bin Alhaddad.
Gimana detikers, sudah tahu kan sekarang di Jakarta itu ada banyak Kampung Arab yang salah satunya ada di Condet?