Berdasarkan keterangan dari Dispenau, Selasa (21/11/2023), sejumlah bagian pesawat telah dievakuasi. Namun, secara umum, proses evakuasi terkendala kondisi medan dan faktor cuara. (IG @militer.udara)
"TNI AU saat ini sudah berhasil mengangkut beberapa bagian dari pesawat, namun belum seluruh bagian, karena terkendala masalah cuaca di lokasi yang terjal dan berbukit-bukit sehingga sangat mengganggu proses evakuasi," demikian keterangan Kadispenau Marsma TNI R Agung Sasongkojati di akun Instagram TNI AU, @militer.udara. (IG @militer.udara)
Sebelumnya, Voice and Data Recorder (DAVR) serta Net Centric Data Cartridge (NCDC) telah berhasil diamankan. DAVR dan NCDC akan diteliti untuk mengetahui penyebab jatuhnya 2 pesawat Super Tucano. (IG @militer.udara)
"Karena cuaca dan medan sangat ekstrem, maka Tim Evakuasi memprioritaskan beberapa bagian pesawat yang harus segera dievakuasi dari lokasi jatuhnya pesawat yakni kanon pesawat, engine, throttle, kursi lontar, serta propeller," katanya. (IG @militer.udara)
"DAVR merupakan sistem yang menyimpan video, suara dan data performance, serta mesin pesawat yang akan dikirim ke pihak produsen di luar negeri untuk dilakukan pinjam alat pembaca data. Sedangkan NCDC adalah sistem yang menyimpan suara, video, dan tampilan navigasi penerbangan yang juga sedang dilakukan pendalaman terhadap datanya," jelasnya. (IG @militer.udara)
Tim Pusat Kelaikudaraan dan Keselamatan Terbang dan Kerja (Puslaiklambangja) dan Tim Skadron Teknik dari TNI AU telah berada di lokasi dua pesawat yang mengalami kecelakaan tersebut, Tim tersebut juga telah mendapatkan beberapa data yang nantinya akan diinvestigasi. Saat ini TNI AU berfokus untuk mengamankan informasi kecelakaan kedua pesawat tersebut. (IG @militer.udara)
Kadispenau menjelaskan pesawat akan dipotong-potong beberapa bagian agar mudah diangkut melalui jalan darat. Sebab, jalur udara menggunakan helikopter tidak menjadi opsi karena faktor cuaca dan lokasi yang ekstrem. (IG @militer.udara)