Mengais Asa di Kampung Pemulung Menteng Atas

Kampung Gasong atau Kampung Cahaya terletak di Kelurahan Menteng Atas, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan. Permukiman ini dihuni 120 KK yang 80% di antaranya bekerja sebagai pemulung sampah.
Lokasi kampung ini berada di TPU Menteng Pulo 3. Penduduk setempat sudah biasa hidup berdampingan dengan pekuburan.
Keberadaan kampung pemulung Menteng Atas terasa kontras dengan gedung megah di kawasan Kasablanka.
Menurut warga setempat, nama Gasong berasal dari kata gosong yang merujuk pada salah seorang pemulung berkulit hitam dan akhirnya istilah tersebut melekat di kampung pemulung Menteng Atas.
Penduduk di kampung ini masih berkutat di jurang kemiskinan, karena 80% warga bergantung hidupnya sebagai pemulung dan 20% bekerja lain-lain.

Warga biasanya memulung sampah plastik maupun kertas untuk kemudian dijual ke pengepul.

Jika beruntung, pemulung bisa mendapatkan 'harta karun' seperti kalung maupun benda berharga lainnya yang masih bisa digunakan.

Penghasilan pemulung tidak menentu. Seperti Etty (60) yang memulung sampah dari siang sampai malam dan mendapatkan sekitar Rp 100 ribu setiap 3 hari usai menimbang sampah ke pengepul.

Tidak cuma orang dewasa, terdapat anak-anak dari kelompok balita hingga remaja yang tinggal di kampung pemulung Menteng Atas. Setiap sore, mereka bermain sepakbola maupun layangan di area TPU Menteng Pulo.

Tidak semua orang tua mampu membiayai anaknya untuk memperoleh pendidikan formal lantaran mayoritas profesi warga adalah pemulung dengan pendapatan terbatas dan tidak menentu.

Walau begitu, anak-anak di kampung ini masih tetap semangat menuntut ilmu. Sebagian anak-anak di kampung pemulung masih mengenyam pendidikan formal.
Enggan terjebak dalam lingkaran setan, Teguh Suprobo dari Yayasan Obama Indonesia tergerak untuk mencerdaskan anak-anak di kampung pemulung. Ia juga menolak sebutan kampung Gasong dan lebih setuju dengan Kampung Cahaya Menteng Atas.
Probo alias Bowo aktif memberikan pendidikan informal kepada anak-anak kampung pemulung. Ia yang juga penduduk kampung tersebut ingin anak-anak mendapat pendidikan moral dan akhlak.
Harapannya, masa depan anak-anak pemulung di Menteng Atas lebih baik daripada orangtuanya serta bermanfaat untuk orang banyak.
Kampung Gasong atau Kampung Cahaya terletak di Kelurahan Menteng Atas, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan. Permukiman ini dihuni 120 KK yang 80% di antaranya bekerja sebagai pemulung sampah.
Lokasi kampung ini berada di TPU Menteng Pulo 3. Penduduk setempat sudah biasa hidup berdampingan dengan pekuburan.
Keberadaan kampung pemulung Menteng Atas terasa kontras dengan gedung megah di kawasan Kasablanka.
Menurut warga setempat, nama Gasong berasal dari kata gosong yang merujuk pada salah seorang pemulung berkulit hitam dan akhirnya istilah tersebut melekat di kampung pemulung Menteng Atas.
Penduduk di kampung ini masih berkutat di jurang kemiskinan, karena 80% warga bergantung hidupnya sebagai pemulung dan 20% bekerja lain-lain.
Warga biasanya memulung sampah plastik maupun kertas untuk kemudian dijual ke pengepul.
Jika beruntung, pemulung bisa mendapatkan harta karun seperti kalung maupun benda berharga lainnya yang masih bisa digunakan.
Penghasilan pemulung tidak menentu. Seperti Etty (60) yang memulung sampah dari siang sampai malam dan mendapatkan sekitar Rp 100 ribu setiap 3 hari usai menimbang sampah ke pengepul.
Tidak cuma orang dewasa, terdapat anak-anak dari kelompok balita hingga remaja yang tinggal di kampung pemulung Menteng Atas. Setiap sore, mereka bermain sepakbola maupun layangan di area TPU Menteng Pulo.
Tidak semua orang tua mampu membiayai anaknya untuk memperoleh pendidikan formal lantaran mayoritas profesi warga adalah pemulung dengan pendapatan terbatas dan tidak menentu.
Walau begitu, anak-anak di kampung ini masih tetap semangat menuntut ilmu. Sebagian anak-anak di kampung pemulung masih mengenyam pendidikan formal.
Enggan terjebak dalam lingkaran setan, Teguh Suprobo dari Yayasan Obama Indonesia tergerak untuk mencerdaskan anak-anak di kampung pemulung. Ia juga menolak sebutan kampung Gasong dan lebih setuju dengan Kampung Cahaya Menteng Atas.
Probo alias Bowo aktif memberikan pendidikan informal kepada anak-anak kampung pemulung. Ia yang juga penduduk kampung tersebut ingin anak-anak mendapat pendidikan moral dan akhlak.
Harapannya, masa depan anak-anak pemulung di Menteng Atas lebih baik daripada orangtuanya serta bermanfaat untuk orang banyak.