Potret Kondisi Korban Gempa Maroko di Tenda Darurat

Warga bertahan di tenda-tenda darurat di Amizmiz, Maroko, 15 September 2023. Gempa bumi berkekuatan 6,8 skala Richter yang melanda Pegunungan High Atlas sepekan lalu meluluhlantakan Maroko. REUTERS/Emilie Madi

Ribuan warga yang kehilangan tempat tinggal terpaksa harus mengungsi di tenda darurat. REUTERS/Emilie Madi  

Gempa itu menewaskan lebih dari 2.900 orang dan melukai ribuan lainnya. REUTERS/Nacho Doce  

Bencana tersebut menjadikannya gempa paling mematikan di Maroko sejak tahun 1960 dan paling kuat setidaknya sejak tahun 1900. REUTERS/Ammar Awad  

Sejumlah pengungsi berbagi santap makan di tenda darurat. REUTERS/Ammar Awad  

Meskipun tenda-tenda yang disediakan pemerintah dan rumah sakit lapangan militer bermunculan di beberapa kota besar, sebagian wilayah yang sulit dijangkau masih bertahan dengan sumbangan yang ditinggalkan warga di pinggir jalan. REUTERS/Emilie Madi  

Di sepanjang jalan terpencil yang menghubungkan desa-desa Amazigh, atau Berber, para penyintas berkemah di bawah lembaran plastik, takut gempa susulan dapat menghancurkan rumah mereka yang rusak. REUTERS/Hannah Mckay  

Warga bertahan di tenda-tenda darurat di Amizmiz, Maroko, 15 September 2023. Gempa bumi berkekuatan 6,8 skala Richter yang melanda Pegunungan High Atlas sepekan lalu meluluhlantakan Maroko. REUTERS/Emilie Madi
Ribuan warga yang kehilangan tempat tinggal terpaksa harus mengungsi di tenda darurat. REUTERS/Emilie Madi  
Gempa itu menewaskan lebih dari 2.900 orang dan melukai ribuan lainnya. REUTERS/Nacho Doce  
Bencana tersebut menjadikannya gempa paling mematikan di Maroko sejak tahun 1960 dan paling kuat setidaknya sejak tahun 1900. REUTERS/Ammar Awad  
Sejumlah pengungsi berbagi santap makan di tenda darurat. REUTERS/Ammar Awad  
Meskipun tenda-tenda yang disediakan pemerintah dan rumah sakit lapangan militer bermunculan di beberapa kota besar, sebagian wilayah yang sulit dijangkau masih bertahan dengan sumbangan yang ditinggalkan warga di pinggir jalan. REUTERS/Emilie Madi  
Di sepanjang jalan terpencil yang menghubungkan desa-desa Amazigh, atau Berber, para penyintas berkemah di bawah lembaran plastik, takut gempa susulan dapat menghancurkan rumah mereka yang rusak. REUTERS/Hannah Mckay