Menko Luhut Tinjau Lokasi Pembibitan Jutaan Pohon di DAS Citarum

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI, Luhut Binsar Pandjaitan meninjau lokasi Persemaian AZ Forest di Persemaian Ciminyak Trees4Trees,Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Selasa, (29/8/2023).
Langkah ini terintegrasi dalam program AZ Forest yang telah berjalan selama tiga tahun di Indonesia sejak 2021, dengan tujuan mengembalikan ekosistem DAS Citarum.
Luhut menyambut positif kerjasama ini dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Dia menyatakan bahwa pemulihan DAS Citarum akan menjadi berita baik untuk dilaporkan ke Presiden Joko Widodo dan memperkuat citra positif Indonesia di dunia.
Proyek yang melibatkan pemerintah, akademisi, sektor swasta, masyarakat, ini diharapkan memberikan dampak nyata dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan memulihkan ekosistem DAS Citarum.
AZ Forest merupakan inisiatif global untuk menanam dan memelihara 200 juta pohon di enam benua pada tahun 2030, melalui kemitraan dengan para ahli yang berfokus pada restorasi lanskap.
Program ini merupakan upaya dekarbonisasi mendalam sejalan dengan tujuan Perjanjian Paris untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5°C. Pohon adalah solusi alami untuk menghilangkan CO2 dari udara dan penting untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Sungai Citarum, yang membentang sepanjang 297 kilometer mulai dari  Cisanti, Kabupaten Bandung, hingga Muara Gembong di Bekasi, telah dicap sebagai salah satu sungai tercemar terparah secara global. Hal ini disebabkan oleh emisi industri yang tidak terkendali, yang mengandung bahan kimia berbahaya dan logam beracun, ditambah dengan pembuangan limbah yang merajalela, telah mengakibatkan kerusakan parah pada saluran air yang sangat penting ini.
Tugas besar untuk mengendalikan dan memperbaiki kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum dilakukan melalui Program Citarum Harum. Inisiatif ini, yang diatur oleh Peraturan Presiden Nomor 15 tahun 2018, yang dikenal sebagai Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum (PPK DAS Citarum), dijadwalkan akan berlanjut hingga tahun 2025.
Inisiatif lingkungan ambisius ini, yang dihargai karena pendekatan pentaheliksnya, mendapat pujian secara internasional dalam forum COP26 di Glasgow pada tahun 2021. Menko Luhut memuji konsep ini karena meningkatkan koordinasi dan kerja sama di antara berbagai pemangku kepentingan, melampaui ego sektoral dan membentuk front bersatu dalam misi memulihkan Sungai Citarum.
Dalam kunjungannya Luhut turut berdialog dengan para petani, ia memberikan motivasi dan semangat agar terus mengembangkan pembibitan pohon ini. Luhut juga meminta Kepala Desa untuk mencatat anak-anak petani yang berprestasi untuk diberikan pendidikan ke luar negeri.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI, Luhut Binsar Pandjaitan meninjau lokasi Persemaian AZ Forest di Persemaian Ciminyak Trees4Trees,Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Selasa, (29/8/2023).
Langkah ini terintegrasi dalam program AZ Forest yang telah berjalan selama tiga tahun di Indonesia sejak 2021, dengan tujuan mengembalikan ekosistem DAS Citarum.
Luhut menyambut positif kerjasama ini dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Dia menyatakan bahwa pemulihan DAS Citarum akan menjadi berita baik untuk dilaporkan ke Presiden Joko Widodo dan memperkuat citra positif Indonesia di dunia.
Proyek yang melibatkan pemerintah, akademisi, sektor swasta, masyarakat, ini diharapkan memberikan dampak nyata dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan memulihkan ekosistem DAS Citarum.
AZ Forest merupakan inisiatif global untuk menanam dan memelihara 200 juta pohon di enam benua pada tahun 2030, melalui kemitraan dengan para ahli yang berfokus pada restorasi lanskap.
Program ini merupakan upaya dekarbonisasi mendalam sejalan dengan tujuan Perjanjian Paris untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5°C. Pohon adalah solusi alami untuk menghilangkan CO2 dari udara dan penting untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Sungai Citarum, yang membentang sepanjang 297 kilometer mulai dari  Cisanti, Kabupaten Bandung, hingga Muara Gembong di Bekasi, telah dicap sebagai salah satu sungai tercemar terparah secara global. Hal ini disebabkan oleh emisi industri yang tidak terkendali, yang mengandung bahan kimia berbahaya dan logam beracun, ditambah dengan pembuangan limbah yang merajalela, telah mengakibatkan kerusakan parah pada saluran air yang sangat penting ini.
Tugas besar untuk mengendalikan dan memperbaiki kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum dilakukan melalui Program Citarum Harum. Inisiatif ini, yang diatur oleh Peraturan Presiden Nomor 15 tahun 2018, yang dikenal sebagai Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum (PPK DAS Citarum), dijadwalkan akan berlanjut hingga tahun 2025.
Inisiatif lingkungan ambisius ini, yang dihargai karena pendekatan pentaheliksnya, mendapat pujian secara internasional dalam forum COP26 di Glasgow pada tahun 2021. Menko Luhut memuji konsep ini karena meningkatkan koordinasi dan kerja sama di antara berbagai pemangku kepentingan, melampaui ego sektoral dan membentuk front bersatu dalam misi memulihkan Sungai Citarum.
Dalam kunjungannya Luhut turut berdialog dengan para petani, ia memberikan motivasi dan semangat agar terus mengembangkan pembibitan pohon ini. Luhut juga meminta Kepala Desa untuk mencatat anak-anak petani yang berprestasi untuk diberikan pendidikan ke luar negeri.