Begini potret warga Haiti di distrik Carrefour-Feuilles di Port-au-Prince saat mengungsi usai penembakan massal yang tewaskan 7 orang pada, Sabtu (26/8).
Sebelumnya, penembakan yang menewaskan 7 orang tersebut terjadi etelah sebuah geng bersenjata melepaskan tembakan ke arah aksi protes yang dipimpin sebuah gereja di pinggiran ibu kota Haiti.
Gelombang kejahatan dan kerusuhan telah melanda Haiti sejak pembunuhan mantan Presiden Jovenel Moïse pada tahun 2021. Penggantinya, Perdana Menteri Ariel Henry, telah berjuang untuk menghentikan kekerasan, yang juga merupakan hambatan besar dalam menyelenggarakan pemilu penting yang telah lama tertunda di negara itu.
Selama dua tahun terakhir, geng-geng yang bertikai di Port-au-Prince telah melakukan teror terhadap kota pelabuhan penting di negara itu dengan pemerkosaan, penyiksaan dan pembunuhan ketika mereka bersaing untuk menguasai wilayah. Akibatnya, ribuan warga Haiti telah meninggalkan rumah mereka, berkumpul di perkemahan sementara di seluruh ibu kota.