Potret Desa Pantai Bahagia yang Tak Seindah Namanya

Penampakan salah satu rumah yang ditinggalkan oleh pemiliknya karena seringkali dihamtam abrasi di Desa Pantai Bahagia, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Rabu (12/7/2023). Sekeliling rumahnya penuh lumpur dan genangan air laut.

Jalanan disekitar rumah-rumah warga yang berlumpur karena sering didatangi banjir rob. Tanah di sekitar rumah warga itu dominan seperti agar-agar.

Tanaman mangrove yang ditanam untuk menghambat datangnya air laut ke rumah warga.

Tak hanya rumah, pemakaman umum juga rusak akibat abrasi air laut. 

Salah satu alat transportasi warga yakni perahu. Perahu ini biasanya digunakan untuk mata pencaharian warga dalam mencari kerang, kepiting, dan udang.

Warga yang tinggal di kawasan tersebut harus berdampingan dengan air pasang yang tinggi. Tak heran pemukiman warga sering didatangi oleh banjir rob.

Namun, tak sedikit anak-anak memanfaatkan perairan di sekitar rumah mereka untuk berenang. 

Selain itu, ada juga anak-anak yang memancing.

Tampak salah satu rumah warga yang berada di tengah hutan dan di himpit oleh air laut.

Salah satu warga Mak Eni yang rumahnya berada tetap di bibir Pantai Bahagia.

Masa keemasan Desa Pantai Bahagia hanya tinggal kisahnya. 

Kini desa tersebut tidak lagi memancarkan kebahagiaan seperti namanya. Semenjak 2010, air laut masuk hingga ke permukiman warga.

Penampakan salah satu rumah yang ditinggalkan oleh pemiliknya karena seringkali dihamtam abrasi di Desa Pantai Bahagia, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Rabu (12/7/2023). Sekeliling rumahnya penuh lumpur dan genangan air laut.
Jalanan disekitar rumah-rumah warga yang berlumpur karena sering didatangi banjir rob. Tanah di sekitar rumah warga itu dominan seperti agar-agar.
Tanaman mangrove yang ditanam untuk menghambat datangnya air laut ke rumah warga.
Tak hanya rumah, pemakaman umum juga rusak akibat abrasi air laut. 
Salah satu alat transportasi warga yakni perahu. Perahu ini biasanya digunakan untuk mata pencaharian warga dalam mencari kerang, kepiting, dan udang.
Warga yang tinggal di kawasan tersebut harus berdampingan dengan air pasang yang tinggi. Tak heran pemukiman warga sering didatangi oleh banjir rob.
Namun, tak sedikit anak-anak memanfaatkan perairan di sekitar rumah mereka untuk berenang. 
Selain itu, ada juga anak-anak yang memancing.
Tampak salah satu rumah warga yang berada di tengah hutan dan di himpit oleh air laut.
Salah satu warga Mak Eni yang rumahnya berada tetap di bibir Pantai Bahagia.
Masa keemasan Desa Pantai Bahagia hanya tinggal kisahnya. 
Kini desa tersebut tidak lagi memancarkan kebahagiaan seperti namanya. Semenjak 2010, air laut masuk hingga ke permukiman warga.