Sejumlah anak bermain di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (18/7/2023).
Plt Kepala BPS Provinsi DKI Jakarta Dwi Paramita Dewi dalam keterangannya, Senin (17/7/2023) mengatakan, Jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 477,83 ribu orang atau berkurang sebesar 17.100 orang (0,17%) dibandingkan September 2022.
Dwi menjelaskan, besaran garis kemiskinan di Jakarta sebesar Rp 792.515 dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga miskin sebanyak 405 orang. Maka jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan hidup selama sebulan di setiap rumah tangga miskin sebesar Rp 3.875.398 per bulan. Selain itu, tingkat pendidikan sebagian besar penduduk miskin tak terlalu tinggi.
Kondisi ini menyebabakan kepala rumah tangga miskin cenderung bekerja serabutan di sektor informal seperti, perdagangan, jasa perorangan dan periklanan.
Dwi menyebutkan berkurangnya jumlah penduduk miskin di Ibu Kota merupakan dampak dari membaiknya sejumlah indikator makroekonomi. Pada periode ini, menurut dia, ekonomi Jakarta tumbuh sebesar 3,43% dan pengangguran berkurang 13 ribu orang.
Selain itu, bantuan sosial yang konsisten dikucurkan oleh pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat berkontribusi dalam menjaga tingkat konsumsi masyarakat miskin. Data Susenas Maret 2023 mencatat, sebanyak 80,15% masyarakat miskin telah mendapatkan akses pada perlindungan dan jaminan sosial.
Meskipun jumlah penduduk miskin berkurang, BPS DKI mencatat ketimpangan masih meningkat. Kondisi tersebut dilihat dari gap antara pendapatan penduduk pada kelas bawah dan kelas atas yang justru makin tinggi. Kenaikan tingkat ketimpangan periode Maret 2023 dibarengi dengan meningkatnya indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan. Angka ketimpangan periode ini sebesar 0,431 atau naik 0,019% dibanding September 2022.